jalan lurus menuju ma,rifat


jalan lurus menuju ma,rifat tuloh
أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله
Terbuka dan tertutup pintu ma’rifat
Bagi orang yang dibukakan pintu ma’rifat,
      Ia dituntun Allah memilih jalan yang lurus
      Perilakunya dibimbing berakhlak yang bagus.
      Bila akan menyimpang dari jalan yang lempang,
      Hati nuraninya berbisik mencegah melarang.
      Bila akan terjerat bujukan hawa nafsu,
      Hatinya berbisik ”Jangan, anda akan tertipu”.
      Tetapi bila bisikan itu sering tidak digubris,
      Nurani tumpul nur Ilahi makin menipis.
Bagi orang yang tertutup pintu ma’rifat,
      Ia terbenam kedalam lumpur dunia,
      hatinya alpa lalai kepada yang Maha Kuasa.
      Jika menyebut asma Allah, hanya dibibir saja.
      Jika teringat Allah, karena situasi terpaksa.
      Ia mudah terjerumus ke jalan maksiat.
      Berbuat buruk dipandang sebagai nikmat
      Tidak peduli lagi halal dan haram,
      Ajaran agama di hatinya sudah tenggelam.
Bila orang tertutup pintu ma’rifat,
      pandangan terhadap agama menjadi terbalik,
      taat beragama dipandang sebagai kejumudan,
      amal shaleh dipandang sebagai kesia-siaan,
      kejujuran dipandang sebagai kebodohan,
      ibadah haji dipandang sebagai keborosan.
      Kejahatan tampak sebagai kelaziman,
      Kemaksiatan tampak sebagai kemajuan,
      Kemusyrikan rampak sebagai warisan budaya,
      Ke-aku-an tampak sebagai hak asasi manusia.
      Baginya dunia sudah terbalik.
      Kejahilan justru dianggap yang terbaik.
Memang dunia sudah mendekati zaman akhir,
      Halal-haram bercampur aduk bergulir-gulir.
      Cara berpikir manusia sudah terbalik,
      Kebobrokan moral merebak mencabik-cabik.
      Berpakaian tidak lagi menutup aurat,
      Paha dan pusar wanita ketat terlihat.
      Korupsi dan suap dikalangan petinggi negara
      Sudah membudaya, merebak, merata.

”Mereka itulah orang-orang yang hatinya, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka itulah orang-orang yang lalai.” 
(QS. An-Nahl : 108).

Waridah ilahiyah

Sewaktu-waktu menyelinap ke sanubari
Pancaran nur yang indah, bermutu, berhikmah,
yang memperdalam kesadaran ma'rifatullah.
Sewaktu-waktu menyelinap ke relung hati
pancaran cahaya Ilahi, yang datang sendiri
tanpa dipanggil, tanpa diundang, tanpa upaya pribadi
Itulah Waridah Ilahiyah* penggugah jiwa yang tidur,
pancaran hidayah, pancaran ma'rifah, pancaran nur.
Sambutlah kedatangan nur dengan hati terbuka,
jangan ditolak, jangan dicegah, jangan dicerca.

S a y a n g ! 
Waridah Ilahiyah membangunkan jiwa yang tidur,
tetapi kebanyakan insan tetap memilih tidur.. mendengkur…

Waridah ilahiyah berkunjung kerelung hati. 
Jika datang pasti membawa hidayah Ilahi.
Membawa mahabbah mencintai Ilahi Robbi,
Membawa mardhatilah ridha Allah yang suci.
Hati menjadi sejuk mendekat kepada Allah,
Jiwa menjadi khuyu’ mengabdi kepada Allah,
Kalbu menjadi tunduk berbakti kepada Allah,
Sikapnya tawadhu’ memuji kebesaran Allah.

Waridah ilahiyah murni pemberian Allah, 
datang tanpa sebab,pergi tanpa pamit,
datang menyelinap, pergi terus gaib.
Jika waridah ilahiyah tidak disambut dengan baik,
Jiwa akan kosong, iman akan tercabik.
Jika waridah ilahiyah dibiarkan pergi,
Hidayah lenyap, hidup akan merugi.

Waridah ilahiyah ibarat tamu terhomat, 
Datang membawa hidayah serta rahmat.
Sambutlah dengan ramah dan senyum.
Oleh-oleh si tamu manfaatkanlah dengan tekun.
Bingkisan si tamu sungguh mahal harganya.
Di pasar manapun tak ada yang menjualnya.*

”Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan 
berbuat kebajikan akan diberi hidayah oleh
Tuhan mereka atas keimanan mereka.” (QS.Yunus 10:9 )

TELAGA MA’RIFAT
 Andai Ma’rifat diibaratkan telaga,
      Maka telaga ma’rifat luas tanpa batas,
      Kandungan nur Ilahi indah membias.
      Telaga ma’rifat itu telaga nur,
      Menerangi dari barat sampai ke timur.
      Bila setetes air membasahi mata batin,
      Seluruh kalbu bermandikan nurul yaqin.
      Namun kalbu hitam dan mata batin buta
      Tak akan tersirami air telaga.
`    Air ma’rifat akan terhindar jauh,
      Air suci tak menyiram jiwa yang keruh.

Telaga ma’rifat alirkan nur tiada henti, 
Alirkan taufiq dan hidayah Ilahi Robbi,
Mencari hati yang siap membuka diri,
mencari kalbu yang putih bersih berseri.
Tetapi sayang banyak orang tidak tahu,
Bahkan menutup diri mengumbar hawa nafsu.
Ibadahnya tercampur nafsu yang buruk,
Shalatnya tak membuahkan jiwa yang khusyu’.
Kalbunya lebih dekat kepada setan,
Godaan iblis dianggapnya anugerah Tuhan.
Sungguh telaga ma’rifat itu telaga nur.
      Menerangi dari barat sampai ke timur.
      Bila setetes air membasahi mata batin
      Seluruh kalbu bermandikan nurul yaqin.
      Hatinya terbuka lebar untuk ma’rifat
      Jiwanya dipenuhi kalbu yang sehat
      Imannya bertambah kuat bermartabat
      Taqwanya ikhlas penuh rahmat.

Dimanakah letak telaga ma’rifat itu? 
Di ”kesadaranmu” yang terdalam didalam kalbu.
Bila kesadaran sudah membuka pintu marifat,
Hidup menjadi lurus menuju Allah As-Somad.
Rasulullah bersabda :
            ”Telagaku membutuhkan perjalanan waktu berbulan,
            Airnya lebih putih daripada susu, baunya lebih harum daripada minyak wangi
            Dan hiasannya laksana bintang-bintang di langit,
            Barangsiapa meminumnya tidak akan merasa dahaga selamanya.”
            (HR. Bukhari dari Abdullah bin Amru)


Kereta Kencana
 *Perjalanan insan ibarat raja naik kereta kencana
  Raja penumpang kereta adalah ruh
  Badan kerangka kereta ialah jasad
  Kuda-kuda penarik kereta itulah nafsu.
  Kuda sebelah kanan (positif) nafsu muthmainnah,
  Radhiyatan mardhiyah dan mulhimah.
  Kuda sebelah kiri (negatif) nafsu amarah, syahwat dan ananiyah.

* Sais penunggu kereta adalah kalbu
  Didampingi oleh indra, dzauq dan akal
  Pengawal dibelakang kereta af’idah dan himmah
  Lampu penerang kereta taufiq dan hidayah
  Teropong untuk melihat jauh adalah bashirah

* Bagi para ’arifin billah
  Mahkota yang dipakai zuhud dan wara’
  Istana yang dihuni qona’ah dan qalbun salim
  Jalan yang ditempuh shirothol mustaqim
  Sasaran yang dituju cinta dan ridha Allah
  Buah yang ingin dipetik jannatun na’im
  Bekal yang dibawa taqwa dan ilmu
  Kompas yang dipakai iman, islam dan ihsan
  Peta yang dipedomani Al-Qur’an dan sunnah rasul
  Rambu-rambu lalu lintasnya hukum wajib sunat, mubah, makruh, dan haram
  Rintangan yang menghadang godaan setan
  Senjata penangkisnya dzikir, shalat dan taubat.

* Ruh itu penguasa dan pemilik kereta kencana
  Tetapi sering kalah dan dipermainkan hawa-nafsu
  Apalagi bila ruh lemah tidak berwibawa
  Kereta kencana oleng aranya tidak menentu
  Maka waspadalah wahai raja pemilik kereta
  Jangan sampai kereta menyimpang arahnya!
  Jangan sampai kereta terjerumus ke lembah bencana
  Diseret hawa nafsu terperosok ke jurang neraka.
  Ingat,
  Bila ruh telah pergi menghadap Ilahi
  Kereta kencana rusak tidak berdaya lagi
  Bila ruh terbang manghadap Allah Al-Qodir
  Kereta kencana hancur, hidup sudah berakhir..
Ma’rifatullah Ibarat Pohon
Mar’rifatullah dapat diibaratkan pohon,
Puncaknya tinggi menjulang ke langit,
Akarnya dalam menghujam ke bumi,
Daunnya rimbun subur bersemi,
Bunganya harum semerbak mewangi.
    Akarnya adalah Iman.
    Batangnya adalah Islam.
    Galihnya adalah Tauhid.
    Cabangnya adalah Ihsan.
    Anak cabangnya ahlakul karimah.
    Rantingnya adalah Ikhlas.
    Daunnya adalh Ilmu.
    Oksigennya adalah doa.
    Rabuknya adalah taqwa.
    Kulit pihin adalah syariat.
    Getah pohon adalah thariqat.
    Urat-urat pohon adalah hakikat.
    Air penyiramnya amal shaleh.
    Sinar mataharinya ibadah nafilah.
    Benalunya hawa-nafsu.
    Hamanya godaan setan
    Pemberantas benalu adalah dzikir.
    Pemberantas hama adah fikir.
    Obat penyembuhnya taubatan nasuha.
    Putik bunganya qolbun salim.
    Kelopak bunganya  ahsanut taqwim.
    Buahnya jannatun-naim.

Ma’rifatullah dapat diibaratkan pohon. 
Bila dipupuk disiram ia subur.
Bila dibiarkan merana ia gugur.
Jangan biarkan pohon diliit benalu.
Seperti kalbu digerogoti hawa nafsu.

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik,akarnya teguh dan cabangnya (menjulang)ke langit.” 
(QS.Ibrahim: 24)..
Unsur – Unsur Ma’rifatullah
Unsur – unsur ma’rifatullah beraneka ragam :
-          Pengetahuan (to know)
-          Pemahaman (to understand)
-          Penghayatan (to perceive)
-          Keyakinan (to believe firmly in)
-          Pengamalan (to do, to apply)
Semua itu unsur – unsur ma’rifatullah
Hilang satu berkuranglah ma’rifatnya
Hilang dua tipislah ma’rifatnya
Hilang semua gugurlah ma’rifatnya.
Unsur pengetahuan bersumber dari ma’rifatul ‘aqliyah
Ma’rifat akal sebagai langkah yang paling awal
Bila berhenti disini ma’rifatnya bisa batal
Kaum orientalis justru memakainya sebagai penyangkal.
Unsur pemahaman bersumber dari ma’rifatul qalbiyah
Ma’rifat kalbu faham arti dan makna ma’rifah
Tetapi karena kalbu masih sering berubah – ubah,
Maka ma’rifatnya bisa berkurang bisa bertambah.
Unsur penghayatan sumbernya ma’rifatudz dzauqiyah :
Unsur perasaan yang halus lembut menghayati
Ma’rifatnya mendalam karena mengalami sendiri
Meresap ke dalam hati, melekat di sanubari.
Unsur keyakinan bersumber dari ma’rifatur ruhiyah
Ma’rifat ruh mendalam, teguh, tidak akan berubah
Sebagaimana pernyataan “syahidna” di alam arwah
Ma’rifat ruh haqqul yaqin selalu beristiqomah.
Unsur amal bersumber dari ma’rifatul ‘amaliyah
Dari ma’rifat diwujudkan menjadi amal ibadah
Bukti bahwa hidupnya diabdikan kepada Allah
Disertai pengenalan asma, sifat dan iradah Allah.
Unsur – unsur yang lain :
Ma’rifatullah itu ketaqwaan
Ma’rifatullah itu pengabdian
Ma’rifatullah itu pengorbanan
Tak ada ma’rifatullah tanpa ketaqwaan
Tak ada ketaqwaan tanpa pengabdian
Tak ada pengabdian tanpa pengorbanan.
Ketiga unsur saling kuat – menguatkan,
Saling berkait, tak satu pun boleh ditinggalkan.
Terdapat berbagai kesadaran ma’rifatullah
*Pertama, Kesadaran akan eksistensi Allah
  Bahwa tiada yang wajib disembah selain Allah
  Bahwa Allah Maha Tunggal tiada yang mendampingi,
  Bahwa Allah Maha Hidup dan Maha Mandiri,
  Bahwa Allah Maha Besar dan Maha Mengetahui,,
  Bahwa Allah Maha Pemurah dan Maha Mengasihi,,
  Bahwa Allah Pemilik Keluhuran dan Kemuliaan,,
  Pemilik segala Kesempurnaan dan Keabadian,,

*Kedua, Kesadaran Posisi  Insan di hadapan Allah 
   Bahwa Allah Al-Khalik, insan makhluk,,
   Bahwa Allah Al-Malik, insan harus tunduk,,
   Bahwa Allah Al-Karim, insan fakir dan hina,,
   Bahwa Allah Al-Ghoniyy, insan miskin lagi papa,,

*Ketiga, Kesadaran akan kewajiban insan 
   Sadar akan kesaksian dan syuhudnya kepada Allah,,
   Sadar akan kewajiban dan haknya kepada Allah,,
   Sadar akan taqwa dan pengabdiannya kepada Allah,,
   Sadar akan pasrah dan tawakalnya kepada Allah,,
   Sadar akan besarnya rasa syukur kepada Allah,,
   Sadar akan kesungguhan taubatnya kepada Allah,,

*Keempat, Kesadaran sikap batin insan 
   Sadar bahwa ia selalu dekat dengan Allah,,
   Sadar bahwa ia selalu hadir di hadapan Allah,,
   Sadar di mana pun ia selalu bersama Allah,,
   Dalam shalat sadar ia sedang berdua dengan Allah,,
   Sadar bahwa ia selalu berkomunikasi dengan Allah,,
   Sadar bahwa qalbunya selalu berdzikir ingat Allah,,
   Tanpa kesadaran ma’rifat, hidupnya niscaya hampa,,
   Tanpa kesadaran ma’rifat, ibadahnya dusta belaka,,
Kesadaran ma'rifatullah dan jenisnya
Esensi ma’rifatullah adalah kesadaran.
Kesadaran yang dibimbing hidayah Tuhan.
Kesadaran insan sebagai mahluk Tuhan.
Mengharuskan diri berupaya mengenal Allah.
Kesadaran ‘aqliah,dzauqiah dan himmah:
Kesadaran cipta -rasa-karsa tak mudah goyah’
Bila kesadaran disinari nur ilahi,
Membuahkan ma’rifatullah di lubuk hati.
Bila kesadaran diliputi nafsu hewani
Ma’rifatullah tak mungkin mendekatii.

Kesadaran menentukan eksistensi manusia.! 
Tanpa kesadaran orang hidup tak akan sempurna,
Missalnya..anak balita, orang pingsan, orang gila;
Karena kesadaran mereka hampir tiada,
Mereka tak terkena kewajiban hukum agama.
Mereka terbebas dari pahala dan dosa.

Kesadaran itu sering bergelombang. 
Kadang surut kadang pasang.
Kadang buram kadang terang
Kadang muncul kadang hilang.
Ibarat kaca monitor televisi,
Kesadaran sering terganggu intrvensi,
Terganggu gelombang lain yang melintasi.
Agar kesadaran ma’rifah  tak goyah
Dengan demikian  harus ber istiqomah.  

Ma’rifat harus didasrkan kesadaran yang jernih. 
Kesadaran kedekatannya kepada Maha Pengasih.
Kesadaran akan kewajibannya hidup bersih,
Kesadaran akan pengabdian yang tak kenal letih.
Kesadaran amal shalehnya yang tanpa pamrih.
Kesadaran budi luhurnya yang tak pilih kasih.
Bila Manusia mengenal Allah
 Apabila manusia mengenal Allah.
  Ma’rifatullah sebenar-benar ma’rifat.
  Pribadinya menjadi dekat dengan Allah
  Hidupnya menjadi mesra dengan Allah.
  Asma Allah selalu menggema didalam dada.
  Ingat Allah dimanapun ia berada.

*Apabila manusia mengenal Allah. 
  Dirinya menjadi benar-benar tasyahud.
  Benarbenar taqwa,tawakal,penuh zuhud
  Kegemarannya melakukan moqarrabah,
  Melakukan muhasabah dan mujahadah.
  Wataknya menjadi sholihin dan shodiqin
  Menjadi mkhlisin dan tawwabin.

*bila ma’rifat menghias hidup sehari-hari, 
  Niscaya menampilkan kebagusan budi pekerti,
  Setiap gagasanya berpedoman hidayah suci
  Setiap ucapannya bermuatan nur Ilahi
  Setiap amalan didasari niat yang mukhlis
  Setiap tindakan menuju ridho Al-Warist.

*makin ma’rifat insan makin tawadhu’ 
  Ibarat padi makin berisi makin tunduk’
  Hilang keangkuhan,hilang kesombongan,
  Hilang rasa takabur,hilang keaku-an
  Menyadari hina-dinanya di hadapanTuhan,
  Menyadari kefakirannya sebagai insan,
  Bagi kaum ’arifin billah,
  Di relung hatinya hanya berisi pengabdian
  Kepada Al-Khalik tak ada lagi sekatan.

*apabila manusia mengenal allah, 
  Ma’rifatullah sepenuh ma’rifah,
  Pandangan terhadap dunia menjadi cerah
  Memandang hidup ini rahmah.
  Segala gagasannya penuh faedah.
  Segala amalnya membawa barokah.
JALAN MENGENAL ALLAH
Manusia mengenal Allah (Ma’rifat)
            Bisa melalui firman-Nya
            Bisa melalui kitab suci-Nya
            Bisa melalui sunnah Rasil-Nya
            Bisa melalui Asma-asmaNya
            Bisa melalui sifat-sifat-Nya
            Bisa melalui Karya-karya-Nya
            Bisa melalui Kehendak-Nya
            Bisa lewat dirinya sendiri (introspeksi)
            Bisa gabungan dari kesemuanya
Yang jelas, ma’rifat itu karunia Allah
Bukan semata hasil upaya sendiri

Ada 3 jalan mengenal Allah 
Pertama ma’rifatullah bil burhan
Mengenal Allah dengan pembuktian akal,
baik dengan logika maupun bukti alam semesta
Semua menunjukkan eksistensi Allahul Jalal,
Tak terbantah dengan dalih apapun juga

Kedua ma’rifatullah bil a’yan
Mengenal Allah dengan ketajaman mata hati
Mengenal Allah dengan kejernihan hati nurani
Eksistensi Allah ditatap dengan mata batin
Haqqul yaqin, tiada sesembahan lain

Ketiga ma’rifatullah bil ilham
Mengenal Allah dengan ilham dari Allah
Dengan inspirasi karunia hidayah Allah
Apabila taufiq dan hidayah datang
Hati menjadi cerah penuh cahaya terang

Yang jelas ma’rifat itu karunia Ilahi 
Bukan semata hasil upaya sendiri
Bila Allah berkenan dan menghendaki
Manusia beruntung mengenal Ilahi Rabbi
Tetapi bila manusia menutup mengunci diri
Ma’rifatullah lenyap entah kemana pergi.


Rasulullah SAW bersabda: 

Manusia mengenal Allah (Ma’rifat) 
            Bisa melalui firman-Nya
            Bisa melalui kitab suci-Nya
            Bisa melalui sunnah Rasil-Nya
            Bisa melalui Asma-asmaNya
            Bisa melalui sifat-sifat-Nya
            Bisa melalui Karya-karya-Nya
            Bisa melalui Kehendak-Nya
            Bisa lewat dirinya sendiri (introspeksi)
            Bisa gabungan dari kesemuanya
Yang jelas, ma’rifat itu karunia Allah
Bukan semata hasil upaya sendiri

Ada 3 jalan mengenal Allah 
Pertama ma’rifatullah bil burhan
Mengenal Allah dengan pembuktian akal,
baik dengan logika maupun bukti alam semesta
Semua menunjukkan eksistensi Allahul Jalal,
Tak terbantah dengan dalih apapun juga

Kedua ma’rifatullah bil a’yan
Mengenal Allah dengan ketajaman mata hati
Mengenal Allah dengan kejernihan hati nurani
Eksistensi Allah ditatap dengan mata batin
Haqqul yaqin, tiada sesembahan lain

Ketiga ma’rifatullah bil ilham
Mengenal Allah dengan ilham dari Allah
Dengan inspirasi karunia hidayah Allah
Apabila taufiq dan hidayah datang
Hati menjadi cerah penuh cahaya terang

Yang jelas ma’rifat itu karunia Ilahi 
Bukan semata hasil upaya sendiri
Bila Allah berkenan dan menghendaki
Manusia beruntung mengenal Ilahi Rabbi
Tetapi bila manusia menutup mengunci diri
Ma’rifatullah lenyap entah kemana pergi.
Rasulullah SAW bersabda:

Manusia mengenal Allah (Ma’rifat) 
            Bisa melalui firman-Nya
            Bisa melalui kitab suci-Nya
            Bisa melalui sunnah Rasil-Nya
            Bisa melalui Asma-asmaNya
            Bisa melalui sifat-sifat-Nya
            Bisa melalui Karya-karya-Nya
            Bisa melalui Kehendak-Nya
            Bisa lewat dirinya sendiri (introspeksi)
            Bisa gabungan dari kesemuanya
Yang jelas, ma’rifat itu karunia Allah
Bukan semata hasil upaya sendiri

Ada 3 jalan mengenal Allah 
Pertama ma’rifatullah bil burhan
Mengenal Allah dengan pembuktian akal,
baik dengan logika maupun bukti alam semesta
Semua menunjukkan eksistensi Allahul Jalal,
Tak terbantah dengan dalih apapun juga

Kedua ma’rifatullah bil a’yan
Mengenal Allah dengan ketajaman mata hati
Mengenal Allah dengan kejernihan hati nurani
Eksistensi Allah ditatap dengan mata batin
Haqqul yaqin, tiada sesembahan lain

Ketiga ma’rifatullah bil ilham
Mengenal Allah dengan ilham dari Allah
Dengan inspirasi karunia hidayah Allah
Apabila taufiq dan hidayah datang
Hati menjadi cerah penuh cahaya terang

Yang jelas ma’rifat itu karunia Ilahi 
Bukan semata hasil upaya sendiri
Bila Allah berkenan dan menghendaki
Manusia beruntung mengenal Ilahi Rabbi
Tetapi bila manusia menutup mengunci diri
Ma’rifatullah lenyap entah kemana pergi
Rasulullah SAW bersabda:
 Bertafakur sejenak lebih baik daripada ibadah satu tahun.”
Berlayar Menuju Ma’rifatullah
Menggapai ma’rifat ibarat berlayar jauh. 
Pagi dini hari harus sudah membongkar sauh.
Mengarungi samudera menuju matahari terbit.
Layar dibentang menuju Allah Al-Wahid.
Juru mudi perahu adalah iman.
Hakkul  yakin tawakal kepada Tuhan.
yang didamba tiada lain ridha ilahi
mengenal Allah pencipta langit dan bumi.

Perahu yang ditumpangi itulah syariat.
Beribadah kepada Allah patuh dan taat.
Perahu syariat harus kuat dan tangguh.
Agar selamat menempuh jarak yang jauh.

Perjalanannya mengikuti alur thariqat,
Jalan yang lurus terjauh dari maksiat
Dengan kalbu yang putih dan niat bersih
Insya-Allah tujuan akan mudah diraih.

Mata jeli mencari mutiara hakikat
Yang terserak di dasar laut ma’rifat.
Dengan hakikat orang menjadi tahu
Inti rahasia dari segala sesuatu.

Pelabuhan yang dituju ma’rifatullah,
Derajat terluhur bagi tiap hamba Allah.
Bila orang telah sampai di titik tertinggi,
Hidup menjadi penuh makna, penuh arti.

Menggapai ma’rifatullah harus serius, 
                                                Tak boleh santai.
Sering harus menentang arus
                                                Menerjang badai
Badai hawa-nafsu dan godaan setan,
Badai musibah atau ujian Tuhan.

Berlayar menuju ma’rifatullah itu rahmat. 
Mendekat kepada Allah sangat bermanfaat.
Barangsiapa dapat berlabuh dengan selamat,
Niscaya sejahtera hidup di dunia dan di akhirat.
Empat dimensi menuju Ma’rifat
# Mencapai ma’rifat bisa melalui empat dimensi,
   Dimensi pertama memiliki dasar iman yang kuat.
   Dimensi kedua melaksanakan hukum syariat,
   Dimensi ketiga menempuh ajaran thariqat.
   Dimensi keempat mampu menggali hakikat.
   Keempatnya berjalan seiring bersama-sama.
   Saling mendukung, membantu dan bekerja sama.
   Keempatnya hendaknya berjalan serempak
   Agar ma’rifatullah tercapai sampai puncak.

# Dasar iman sebagai pondasi ma’rifatullah,
   Tanpa iman tak mungkin mengenal Allah.
   Hukum syariat merupakan tiang agama,yakni
   Lakukan perintah dan menjauhi laranganNya.
   Ajaran thariqat sebagai upaya pembersih kalbu,
   Pembersih jiwa dan kotoran hawa nafsu.
   Dimensi hakikat mambahas tuntas inti masalah
   Yang mendasari semua ajaran ma’rifatullah.

# Ajaran ma’rifat di ibaratkan bangunan piramid
   Yang puncaknya mengenal Allah atas dasar tauhid.
   Iman tergelar sebagai dasar piramida.
   Syariat pilar pelaksana hukum agama.
   Thariqat pilar pencari  jalan yang bersih.
   Hakikat penggali inti ajaran yang jernih.
   Puncaknya ma’rifatullah, integrasi keempatnya.
   Mengenal Allah secara utuh tiada celanya.
   Masing dimensi tidak berdiri sendiri-sendiri.
   Keempatnya erat berkait saling mempengaruhi,
   Saling mendukung dan saling berinteraksi,
   Saling menguatkan dan saling mengisi.

# Mencapai ma’rifat bisa melalui empat dimensi, 
   Dimensi pertama memiliki dasar iman yang kuat.
   Dimensi kedua melaksanakan hukum syariat,
   Dimensi ketiga menempuh ajaran thariqat.
   Dimensi keempat mampu menggali hakikat.
   Keempatnya berjalan seiring bersama-sama.
   Saling mendukung, membantu dan bekerja sama.
   Keempatnya hendaknya berjalan serempak
   Agar ma’rifatullah tercapai sampai puncak.

# Dasar iman sebagai pondasi ma’rifatullah,
   Tanpa iman tak mungkin mengenal Allah.
   Hukum syariat merupakan tiang agama,yakni
   Lakukan perintah dan menjauhi laranganNya.
   Ajaran thariqat sebagai upaya pembersih kalbu,
   Pembersih jiwa dan kotoran hawa nafsu.
   Dimensi hakikat mambahas tuntas inti masalah
   Yang mendasari semua ajaran ma’rifatullah.

# Ajaran ma’rifat di ibaratkan bangunan piramid
   Yang puncaknya mengenal Allah atas dasar tauhid.
   Iman tergelar sebagai dasar piramida.
   Syariat pilar pelaksana hukum agama.
   Thariqat pilar pencari  jalan yang bersih.
   Hakikat penggali inti ajaran yang jernih.
   Puncaknya ma’rifatullah, integrasi keempatnya.
   Mengenal Allah secara utuh tiada celanya.
   Masing dimensi tidak berdiri sendiri-sendiri.
   Keempatnya erat berkait saling mempengaruhi,
   Saling mendukung dan saling berinteraksi,
   Saling menguatkan dan saling mengisi.

# Mencapai ma’rifat bisa melalui empat dimensi, 
   Dimensi pertama memiliki dasar iman yang kuat.
   Dimensi kedua melaksanakan hukum syariat,
   Dimensi ketiga menempuh ajaran thariqat.
   Dimensi keempat mampu menggali hakikat.
   Keempatnya berjalan seiring bersama-sama.
   Saling mendukung, membantu dan bekerja sama.
   Keempatnya hendaknya berjalan serempak
   Agar ma’rifatullah tercapai sampai puncak.

# Dasar iman sebagai pondasi ma’rifatullah,
   Tanpa iman tak mungkin mengenal Allah.
   Hukum syariat merupakan tiang agama,yakni
   Lakukan perintah dan menjauhi laranganNya.
   Ajaran thariqat sebagai upaya pembersih kalbu,
   Pembersih jiwa dan kotoran hawa nafsu.
   Dimensi hakikat mambahas tuntas inti masalah
   Yang mendasari semua ajaran ma’rifatullah.

# Ajaran ma’rifat di ibaratkan bangunan piramid
   Yang puncaknya mengenal Allah atas dasar tauhid.
   Iman tergelar sebagai dasar piramida.
   Syariat pilar pelaksana hukum agama.
   Thariqat pilar pencari  jalan yang bersih.
   Hakikat penggali inti ajaran yang jernih.
   Puncaknya ma’rifatullah, integrasi keempatnya.
   Mengenal Allah secara utuh tiada celanya.
   Masing dimensi tidak berdiri sendiri-sendiri.
   Keempatnya erat berkait saling mempengaruhi,
   Saling mendukung dan saling berinteraksi,
   Saling menguatkan dan saling mengisi.
Ilmu Ma’rifat Tiada Habisnya
Kesadaran ma’rifatullah harus disertai ilmu,
Tak mungkin ma’rifat dicapai tanpa ilmu.
Sebab, ma’rifatullah itu sendiri adalah ilmu
                                Dan sekaligus “ngelmu”*
Yang luasnya melebihi ruang angkasa biru
Misal membahas Ar-Rahman, Maha Kasih Allah:
Pada alam perlukan vulkanologi, oceanologi,
                                                                Astronomi.
Pada hewan perlukan biologi, zoology, anatomi.
Pada insan perlukan psikologi, antropologi,
                                                                Sosiologi.
Seribu “logi” tak akan habis membahas kasih Ilahi
Karena kasih Allah luasnya seluas galaksi
Maha Suci, Maha Tinggi, Maha Mencintai.

Salah satu sifat orang yang ma’rifat 
Menyadari sedikitnya ilmu yang dimilikinya,
Menginsyafi minimnya ilmu yang dikuasainya.
Ma’rifatullah ibarat segelas air
Apabila kita minum habis airnya,
Berisi lagi air dengan sendirinya.
Apabila kita minum habis airnya
Berisi lagi air dengan sendirinya
Begitulah hakikat ilmu ma’rifat.
Tak akan habis kita meneguknya.
Tak akan tuntas kita mengkajinya.

Manusia sering bangga dengan ilmunya, 
Bangga dengan penemuan-penemuan barunya,
Bangga dengan penemuan benda ruang angkasa.
Padahal hal itu bagi Allah masalah  biasa.
Bangga dengan penemuan “teknik kloning”nya.
Padahal hal itu bagi Allah  bukan apa-apa.

Bagaimana manusia bisa ma’rifatullah 
Kalau hatinya bangga terhadap kekerdilannya?
Bagaimana manusia bisa mengenal Allah
Kalau ia sombong karena kejahilannya?

Ilmu barat dapat dipelajari di sekolah. 
Ilmu syariat dapat dipelajari di madrasah.
Ilmu ma’rifat hanya dipelajari dalam kehidupan
Yang dekat dengan Tuhan, atas rahmat Tuhan.
SULIT DIDEFINISIKAN
Ma’rifatullah sulit didefinisikan,
Berbagai ahli berbeda penafsiran.
Ada yang menggapai ma’rifat dengan akal,
Mengenal Allah dengan logika yang rasional.
Ada yang mengutamakan langkah taqarrub
Mendekatkan diri kepada Allah Al-Wadud
Ada yang sampai hulul dan ittihad,
Luruh menyatu dengan dzat al-Ahad.
Masing pendekatan membawa hasil berbeda
Jika tak hati – hati bisa menyimpang arahnya.
Dapatkah insan luruh menyatu dengan Tuhan?
Dapatkah insan berpadu dengan dzat Al-Mannan?
Allah adalah Allah,
Insan adalah insan.
Allah sang Pencipta, insan yang dicipta.
Allah Al-Khalik, insan makhluk.
Allah Maha Perkasa, insan spesies yang papa.
Keduanya dua esensi yang jauh berbeda,
Tak mungkin insan luruh menyatu dengan Ta’ala.
Maka
Definisi yang keliru justru menyesatkan,
Definisi yang salah membawa kesalahfahaman
Membawa kejahilan dan kebatilan,
Membawa kegelapan pengertian.
 Ma’rifatullah sulit didefinisikan.
Begitu luas cakupan yang harus diraih.
Begitu banyak unsur – unsur yang harus dipilih.
Begitu beragam pengertian yang tumpang-tindih.
Maka mengkaji ma’rifat harus ekstra hati – hati.
Jangan sampai terperosok kesalahan definisi.
Harus berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah nabi.
Agar benar, lurus, sesuai ajaran Ilahi.
Ma’rifatullah sulit didefinisikan.
Ibarat tiga orang buta meneliti gajah :
Yang satu memegang belalainya,
Yang kedua memegang kakinya,
Yang lain memegang telinganya.
Masing – masing menganggap dirinya yang benar.
Ingat, hanya Allah Yang Maha Benar,
Yang Maha Besar, Yang Maha Akbar.
Ma’rifatullah Wajib Hukumnya
* Ma’rifatullah atau “mengenal Allah”
   Wajib hukumnya bagi setiap mukmin
   Setiap insan harus mengenal Sang Pencipta
   Harus mengenal siapa dirinya dan siapa Dia
   Bagi insan yang tidak mengenal Tuhannya
   Ibarat ternak tidak mengenal pemiliknya

* Dalam sebuah hadits Qudsi Allah berfirman : 
   ”Kuntu khozinatan khofiyatan, ahbabtu an u’rifa,
   Kholaqtul kholqa, fa ta’araftu ilaihim, fa’arofuni.”
   Aku ( Allah ) perbendaharaan yang tersembunyi
   Aku menghendaki untuk dikenal
   Aku menciptakan makhluk, maka
   Aku memperkenalkan diriku kepada mereka
   Maka mereka mengenal Aku

* Mengenal Allah merupakan rukun iman pertama, 
   Rukun iman yang paling tinggi kedudukannya.
   Bila ingin menjadi mukmin yang sejati,
   Ma’rifatullah harus dikaji dan dimiliki.

* Mengenal Allah adalah pondasi agama 
   Adalah jalan menuju Allah Ta’ala
   Adalah tujuan dalam hidup manusia
   Maka ma’rifatullah ( mengenal Allah ) adalah :
   Titik awal dan titik akhir bagi insan beragama
   Beragama ( Islam ) tanpa mengenal Robbnya
   Ibarat berlayar tak tahu hendak kemana
   Ibarat berkelana tak tahu sekarang dimana
   Ibarat merantau tak tahu mencari siapa

* Maka ma’rifatullah itu wajib hukumnya 
   Setiap insan harus mengenal Penciptanya,
   Sumber dan muara dari segala yang ada,
   Sumber dan muara terjadinya alam semesta.
   Sebagian mukmin berusaha mengenalnya dengan patuh
   Namun, sebagian besar yang lain acuh tak acuh.
Firman Allah :
” Allah menganugerahkan al – hikmah (termasuk ma’rifatullah) kepada siapa yang Dia kehendaki.
Dan barangsiapa dianugerahi al – hikmah itu, ia benar – benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang – orang yang berakal.” (QS.Al-Baqarah : 269)
Menempuh jalan Ma’rifat.
Setiap mu’min harus ma’rifatullah,
Harus mengenal Allah, pencipta dirinya
Yang mencipta insan dari tiada menjadi ada,
Yang semula dari air yang hina dina
Menjadi makhluk mulia yang bernama manusia.
Sungguh tak layak bila insan buta,
Terhadap Al-Khalik pencipta semesta,
Sumber dan muara keberadaan manusia.

Ma'rifatullah bukan monopoli kaum sufi, 
Bukan monopoli aulia’ atau para wali,
Bukan monopoli ulama dan kyai,
Bukan monopoli ustadz dan para santri.
Setiap mukmin harus mengenal Robbnya,
Mengenal sesembahan yang dipujanya,
Agar imannya menjadi teguh sentausa,
Agar ibadah nya menjadi lurus sempurna.

Seorang mukmin yang tidak mengenal Allah, 
Ibarat cermin kusam tak memantulkan wajah,
Ia tidak tahu siapa Al-Khalik yang disembah.
Ia tidak paham sifat Ar-Rahman Maha Pemurah.
Bila kalbunya hitam kelam tiada hidayah,
Dalam ibadah bisa-bisa salah arah.

Hanya orang mukmin yang dapat mengenal Allah 
Orang kafir karena ingkar dan tidak percaya,
Ia tidak mengenal dan tidak membutuhkan Allah.
Orang musyrik karena mendua-tigakan tuhan.
Ia tidak mengenal mana yang sebenar-benar Allah.
Orang munafik karena zhahir dan batinya tak sama,
Maka kuburlah pengenalanya kepada Allah.

Pada hakekatnya tiada yang mengenal Allah 
Kecuali hanya Allah sendiri.
Pengenalan kepada Allah merupakan rahmat
Yang dilimpahkan kepada seluruh umat.
Setiap manusia seharusnya menuju kesana,
Menuju keharibaan Allah,
Menuju ke persada Allah,
Menuju ke ma’rifatullah.

Untuk mengenal Allah harus menempuh Jalan ma’rifat. 
Yakni jalan untuk meyakini eksistensi Allah,
 Jalan untuk menghayati kebesaran Allah
Jalan untuk mengamalkan ajaran Allah,
Jalan untuk mengabdi kepada Allah.
Itu bila ingin menjadi makhluk mulia.
Makhluk terpuji sesuai dengan fitrahnya.
Sapaan Allah.
 Pernahkah anda merasa disapa Allah?
Jika pernah sapaan itu pasti mengandung hikmah,
Mengandung hidayah,mengandung ‘inayah.
Meskipun kadang pahit penuh penderitaan,
Bahkan sering berupa musibah serta rintangan
Sapaan Allah pasti didasarkan kasih sayang
Membimbing  insan menuju jalan yang terang
Jika anda menerimanya dengan rela,
Derajat ma’rifat akan meningkat tiada tara.

Yang menerima sapaan Allah sirr hati nurani 
Dengan bahasa “ghaib” yang amat sangat tinggi.
Tiap individu disapa dengan cara yang berbeda
Sesuai dengan taraf dan tingkat kemampuannya.
Bagi ‘arifin billah sapaan Allah pasti bermanfaat
Meningkatkan iman, taqwa dan derajat ma’rifat.

Sapaan Allah bisa beraneka ragam, 
Bisa berupa mimpi yang tak terlupakan,
Berupa isyarat, inspirasi atau ilham,
Berupa pengalaman pribadi yang mengesankan.
Berupa peristiwa alam yang menakjubkan.
Berupa musibah yang sangat mencekam,
Berupa bimbingan lakukan ajaran islam.
Berupa perlindungan dari godaan setan.
Berupa teguran bila melanggar larangan Tuhan.

Pernahkah anda merasa disapa Allah? 
Bisakah anda menangkap isyarat Allah?
Sapaan Allah pasti meresap didalam hati
Bermanfaat bagi yang sadar dan mengerti,
Tetapi bagi orang yang lalai dan alpa
Sapaan Allah dibiarkan berlalu begitu saja.
Sungguh s a y a n g.!
Allah Maha Ghaib
     Ma’rifatullah itu demikian dahsyat
      Dampaknya bagi insan demikian hebat,
      Contoh Musa pingsan dilembah Tursina
      Ketika mohon melihat Allah secara ”wadag”
      Musa tak kuat menatap kehebatanNya
      Kehebetan Allah Tuhan Maha Perkasa.
      Musa insyaf Allah tak tercapai dengan indera
      Indera manusia sangat lemah kadar dayanya.
firman Allah ”La tudrikuhul abshoru wa huwa
      yudrikul Abshor, wa huwal Latiful Khobir.”
      Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang
      Dia dapat melihat segalanya, Dialah Maha Halus lagi
      Maha mengetahui”
Jangan mengharap ma’rifatullah itu
      Mengenal Allah seperti mengenal benda zahir,
      Menetap Allah seperti melihat arca diukir.
      Allah Maha Ghaib, Maha Tersembunyi.
      Siapa Allah? Yang tahu hanya Dia sendiri.
      N a m u n,
      nurani manusia dapat merasakan kehadiranNya,
      kehadiran kasih-sayangNya, keperkasaanNya,
      kesantunanNya, keagunganNya, keluhuranNya
      jika Allah berkenan menyapa hambaNya
      dengan lembut tanpa kata-kata,
      maka perasaan manusia menjadi yakin
      bahwa itu datang dari Allah Al-Muhaimin,
      bukan dari yang lain.
allah Maha Ghaib, Maha Tersembunyi,
      Maha mengetahui apapun yang tersembunyi.
      Insan takan mungkin mengenal Allah tanpa
      Hidayah dan InayahNya.
      Insan tak mungkin ma’rifatullah tanpa petunjuk
      Dan bimbinganNya.
Allah Maha Ghaib, Maha Tersembunyi
      Tetapi sebenarnya sangat dekat di hati
      Bagi mukmin yang terbuka nuraninya
      Allah berkenan ”bersemayam” disana
      Tetapi bagi yang menutup mata-batinnya
      Bagaimana mungkin Allah mendekat kepadanya?
Orang yang Wushul.
Sungguh beruntung orang yg wushul
            yang telah sampai ke derajat ma’rifat terluhur;
            Ia asyik-maksyuk senantiasa dekat dengan Allah,
            Ia asyik-maksyuk senantiasa ingat kepada Allah,
            Ia asyik-maksyuk senantiasa menghadap Allah,
            Ia asyik-maksyuk senantiasa mengabdi Allah,
            Hatinya tenteram, damai penuh bersyukur,
            Tawakalnya kepada Allah tiada terukur.
            Ia telah sampai ke derajat fana fillah,
            Kemudian berlanjut ke derajat baqa billah.
Seimbang hidupnya antara dunia dan akhirat
            Kepada Allah hatinya selalu tertambat
            Beristiqomah memegang teguh agama,
            Tidak terkecoh gemerlap godaan dunia.
            Ia telah sampai tingkat keshalehan yang tinggi
            Telah mencapai tingkat keimanan yang murni,
            Telah peroleh tingkat keislaman yang teruji,
            Telah meraih tingkat ketaqwaan yang terpuji.
Titik akhir bagi orang yang wushul
            Setiap gerak qalbunya
Setiap degub jantungnya,
Setiap tarikan nafasnya,
Setiap ucapan lisannya,
Setiap langkah perilakunya,
Selalu diiringi dzikrullah di sanubari,
Selalu disinari nur Allah Ilahi Robbi.
Baginya,
yang dipikirkan bukan lagi pahala atau siksa,
yang dicemaskan bukan lagi syurga atau neraka,
yang dikhawatirkan masalah ridha dan cinta
jangan sampai terenggut ridha  Allah Ta’ala,
apalagi tercabut cinta Allah yang Maha Esa.
            Rindu syurga, memang!!
            Takut neraka, memang!!
Tetapi diridhai dan dicintai Allah baginya adalah segala-galanya.
Ia tetap merasa takut kepada Allah.
      Tetapi takutnya didasarkan atas cinta.
      Bukan rasa dendam, bukan rasa benci.
      Takut kepada Allah Kekasih yang dicintai.
      Takut mendapat murka Allah.
      Takut melanggar larangan Allah.
      Takut disingkiri dijauhi Allah.
      Takut di hari kiamat tak diperdulikan Allah
Orang yang wushul telah sampai persada Allah.
      Hatinya damai hidup mesra diharibaan Allah.
Hak Allah dan Hak Manusia.
Mu’azd bin Jabal sahabat Nabi saw, berkisah:
Ketika aku duduk di belakang Nabi naik keledai,beliau bertanya padaku:
Tahukah engkau apa hak Allah atas hambaNya?..dan..hak hamba atas Allah?
Aku menjawab: Allah dan rasulnya lebih tahu.
“hak Allah atas segenap hambanya adalah:
bahwa mereka harus menyembahNya dengan sesuatu apapun.!
Sedangkan hak hamba atas Allah:
Allah tidak akan mengazab orang yang tidak menyekutukanNya.”
Jadi, hak Allah atas hambanya adalah hak tauhid.
Insan harus mengabdi mengesakan Allah Al-Wahid.
Harus selalu berbakti menyembah Allah Al-Wajid.
Harus selalu mentaati memuliakan Allah Al-Majid.
Hak Allah harus selalu di junjung tinggi.
Harus dihormati, dihargai dan ditaati.
Imbalannya diberikan rahmatdan hidayah.
Diberi jiwa yang tenteram.mutmainah.
Di dunia di karuniai agama yang fitrah.
Di akhirat disediakan surga yang indah.
Itulah hak manusia anugerah Al-mannan.
Bagi yang mu’min, muslim, penuh ihsan,
Memperoleh ridha dan surga sebagai imbalan,
Terhindar dari murka dan adzab Al-Hananan.
Semua Nabi dan Rasul mengajarkan Tauhid,
Sejak Adam, Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad.
Seluruh insan, setiap orang, dituntut bertauhid,
Mengesakan Allah Robbul’Alamin, Al-Ahad.
“WA ma umiru illa liya’budu ilahan wahidan,
La ilaha illa huwa, subkhanahu ‘amma yusyrikun.”
“dan mereka tidak diperintah kecuali
Menyembah Allah yang maha tunggal.
Tidak ada tuhan selain Dia, Maha Suci Allah
Dari apa yang mereka musyrikkan
 Saudaraku... penuhilah hak Allah dengan patuh
Agar agama kita sempurna dan utuh.
Pelihara lima , Waspadai lima.
Peliharalah lima hal:
Ruh tempatnya musyahadah,
Sir-nurani tempatnya mahabah,
Bashirah tempatnya mukasyafah,
Himmah tempatnya mujahadah
Kalbu tempatnya ma’rifah.

Dan waspadailah lima hal: 
Hawa nafsu yang mendorong melampaui batas,
Was-was yang menjauhkan dari sifat yakin,
Kufr yang membujuk ke kafiran.
Syirk yang mengajak ke kemusyrikan,
Fasik yang membawa ke kerusakan.
Bagi jiwa yang selalu waspada
Ridha Allah niscaya tercurah kepadanya.
Bagi jiwa yang lalai dan alpa,
Azab Allah akan datang menimpanya.
Ingatlah, gerak hati sangat lembut,
Sangat halus ibarat sehelai rambut.
Bila lurus ia menuju jalan yang terang,
Bila kusut cenderung untuk menyimpang.
Gerak hati tidak mudah dideteksi
kecuali oleh orang yang sangat teliti.
Gerak hati menentukan arah hidup
Waspadailah selagi bunga masih kuncup.
Gerak hati selalu dipantau Allah
Hati-hati jangan sampai salah arah.
Saudaraku,
Seringkah anda membaca bisikan hatimu?
Seringkah anda mengoreksi gerak kalbumu?
Nasihat Imam Ali bin Abi Thalib.!
Diantara nasihat Imam Ali bin Abi Thalib kepada anaknya Husain.adalah:
”Wahai anakku.! Saya berwasiat kepadamu untuk bertakwa kepada Allah;
Baik ketika sendirian maupun bersama orang lain.
Ucapkanlah kebenaran ketika ridha maupun marah’
Hiduplah sederhana ketika kaya maupun fakir.
Bersikap adillah kepada teman maupun musuh.
Ridhalah terhadap Allah SWT ketika tertimpa musibah maupun ketika sejahtera.

Wahai anakku! Semua nikmat selain surga adalah hina. 
Setiap bencana selain neraka adalah keselamatan.
Barang siapa melihat aib dirinya, dia tentu tidak akan sibuk dengan aib orang lain.
Barang siapa ridha dengan pemberian Allah untuknya, dia tidak akan bersedih terhadap sesuatu yang tidak menjadi miliknya.!
Barang siapa menghunuskan pedang pemberontakan, dia akan terbunuh karenanya.
Barang siapa menggali lubang untuk menjerumuskan saudaranya, dia akan terperosok kedalamnya..
Barang siapa merusak hijab oranglain, akan terbukalah aib rumahnya,
Barang siapa takjub dengan pendapatnya, dia akan sesat.
Barang siapa menahan penderitaan, dia akan hancur.
Barang siapa melupakan kesalahannya, dia akan menganggap besar kesalahan orang lain.
Barang siapa menceburkan dirinya kedalam lautan, dia akan tenggelam.
Barang siapa merasa cukup dengan akalnya, dia akan tergelincir.
Barang siapa bersikap sombong kepada orang lain, dia akan hina.
Barang siapa membodohi orang lain.dia akan dicela.
Barang siapa memasuki gerbang kejahatan, dia akan dikecam.
Barang siapa duduk bersama orang hina, dia akan ikut hina pula.
Barang siapa duduk bersama ulama, dia akan mulia.
Barang siapa suka bercanda, dia akan di remehkan
Barang siapa yang ber,uzlah (mengasingkan diri) dia akan selamat.
Barang siapa meninggalkan syahwat, dia akan merdeka.
Barang siapa meninggalkan kedengkian, dia akan dicintai manusia.!!!
Pebandingan Dunia dan Akhirat.
Hidup di dunia ibarat merantau jadi musafir.
Hanya sekali tak bisa diulang lagi.
Akhirat rumah kebali, rumah masa depan ,
Rumah abadi.

Hidup di dunia diawali dengan kelahiran dan 
Di akhiri dengan kematian.
Hidup di akhirat diawali degan kematian dan
Berproses sepanjang zaman.

Dunia hakikatnya alam mimpi. 
“Alam nyata”nya justru sesudah mati.

Hidup di dunia waktunya singkat, sangat singkat. 
Seperti orang “mampir ngombe”.
Hidup di akhirat waktunya panjang, sangat panjang,
ibarat laut tanpa tepi.

Dunia tempat memilih dan menentukan apa keyakinannya, 
Agamanya serta Tuhan yang disembahnya.
Sementara akhirat tempat membuktikan
Apakah pilihannya itu benar atau salah.

Dunia adalah tempat menanam, 
Sementara akherat tempat memetik buahnya.
Siapa menanam padi akan tumbuh padi,
Siapa menanam ilalang akan tumbuh ilalang.

Dunia tempat beramal tanpa dihisap, 
Sementara akhirat tempat dihisap tanpa bisa lagi beramal.

Bagi sementara orang dunia adalah tempat pemuas diri, 
pemuasan hawa nafsu.
Akhirat tempat penyesalan sepanjang waktu.

Dunia tempat menabung pahala atau dosa, 
akhirat tempat membuka hasil tabungan berupa surga atau neraka.

“Perbandingan dunia dengan akhirat adalah 
seperti seorang yang memasukan jarinya kelaut
kemudian dia angkat kembali, apa yang
diperoleh oleh jarinya  itulah dunia.” ( Muslim & At-Tarmizi )
Meninggalkan Dunia
Ketika ruh keluar dari jasadnya,
      Ibarat burung keluar dari sangkarnya.
      Ia terbang membawa seluruh amalnya:
      Amal baik amal buruk semuanya
      Ia bawa tidak satupun yang tersisa.
      Amal baik membawa pengharapan,
      Amal buruk membawa penyesalan.
      Tiada lagi yang dapat dihapus
      Karena suratan sudah terputus.
      Pintu amal sudah ditutup.
      Pintu kubur mulai mengatup.
“Kullu nafsin dzaiqotul maut”
      Setiap jiwa pasti akan merasakan mati.
      Setiap nyawa akan meninggalkan jasmani.
      Orang hanya tidak tahu; kapan ia mati,
                  Di bumi manakah ia akan mati,
      dan dengan cara bagaimanakah ia akan mati.
      Tetapi jelas, mati tak dapat dihindari
      Meski orang bersembunyi di pusat bumi.
Dalam Al-Qur’an Allah bertanya:
      “Berapa tahunkah kamu tinggal di bumi?”
      Insan menjawab: “Kami tinggal di bumi
                              Sehari atau setengah hari”.*
      Sungguh, waktunya terasa begitu singkat,
      Umumnya berjalan terasa begitu cepat,
      Orang mengira hidup itu percuma dan sia-sia,
      tidak memikul amanah Yang Maha Esa.
      Keliru! AmanahNya begitu berat.
      Setelah nyawa di tenggorokan akan sekarat
      Mau bertaubat pun sudah terlambat.
K a w a n !
      Selalu ingat-ingatlah pada maut.
      Sebab, maut pasti datang menjemput.
      Jika kematian sudah mendekati titik,
      Tidak akan maju atau mundur walau sedetik.
      Sudah baguskah amal yang akan di bawa?
      Sudah cukupkah bekal menghadap Ta’ala?

”Tiap-tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. 
Dan sesunguhnya pada hari kiamat sajalah
Disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan
Dari neraka dan dimasukkan ke dalam
Surga, maka sungguh ia telah beruntung.
Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
Kesenangan yang memperdayakan.”
( Ali Imran 3:185 )
Kapan Setan Berhasil Menggoda Manusia.?
Setan berhasil menggoda manusia manakala antara
      lain :
-         Seorang mukmin sampai murtad
      Meninggalkan agamanya (Islam).
-         Suami-istri bercerai menjadi retak
      Rumah tangganya.
-         Seorang anak berdurhaka, berani
      Atau menyia-nyiakan kedua orang tuanya.
-         Dua orang sahabat bertengkar
      Memutuskan tali persahabatan.
-         Seorang mukmin goyah imannya:
      Meragukan hari kiamat
      Mendustakan hari akhirat, surga,
      Neraka dan sebagainya.
-         Dua orang, pria dan wanita berbuat
      Intim di luar nikah (berzina).
-         Seorang mukmin melanggar larangan
      Allah: makan, minum dan berbuat yang haram.
-         Seorang mukmin, sengaja atau tidak
      sengaja, berbuat musyrik:
      menyembah berhala, membuat
      sesajian bagi makhluk halus,
      mempercayai azimat, mohon keselamatan
      kepada selain Allah, dan sebagainya.
-         Seorang mukmin karena putus asa
      Sampai membunuh diri.
-         Seorang mukmin karena terlalu asyik
      Menikmati sesuatu, sehingga lupa
      Atau lalai tidak melaksanakan ibadah wajib
      Pada waktunya.
-         Seorang yang mengalami sakaratul-maut,
      Karena godaan setan, ia tidak
      Mempeoleh khusnul khotimah
      (akhir hayat yang baik).
Setan merasa berhasil menggoda manusia,
      terutama yang mukmin, manakala antara lain:
-         Orang yang zuhud berubah menjadi pecinta dunia.
-         Orang yang tawadhu’ berubah menjadi takabur.
-         Orang yang sabar berubah menjadi pemarah.
-         Orang yang bersyukur berubah menjadi kufur.
-         Orang yang dermawan berubah menjadi kikir.
-         Orang yang qonaah berubah menjadi tamak.
-         Orang yang tawakal berubah menjadi pemberang.
-         Orang yang adil berubah menjadi zhalim.
-         Orang yang pemaaf berubah menjadi pendendam.
-         Orang yang taat berubah menjadi ahli maksiat.
-         Orang yang taqwa berubah lupa akhirat.
-         Orang yang amanat berubah menjadi pengkhianat.
-         Orang yang sholeh berubah menjadi munafik
-         Orang beragama tauhid berubah menjadi musyrik.
HIDUP MENEMPUH UJIAN
Manusia hidup hakikatnya sedang menempuh ujian
   Diuji apakah bisa menepati janjinya kepada Allah
   Yang diucapkan ketika masih di alam arwah
   Bahwa kepada Allah akan mengabdi
   Bahwa kepada Allah akan menyembah
   Ujian hidup tak akan berhenti sampai mati
   Problem hidup selalu datang silih berganti
   Diuji dengan kelaparan, kepapaan, penderitaan
   Dengan musibah tak disangka berdatangan
   Dengan penyakit yang sulit disembuhkan
   Dengan frustasi karena gagal mencapai tujuan
   Dengan kemiskinan hidup serba kekurangan, bahkan
   Diuji dengan kemewahan melimpah kekayaan
   Sungguh beruntung orang mukmin lagi ma’rifah
   Diuji apapun iman kuat tak akan goyah
Allah menjadikan dunia ini negeri ujian
Sedangkan akhirat dijadikan negeri balasan
Siapa menanam kebaikan menuai kebaikan
Siapa menanam keburukan menuai keburukan
Jangan mengira orang mukmin tidak diuji
Masuk surga harus melalui ujian tinggi
Untuk mengetahui imannya emas atau loyang
Untuk mengevaluasi taqwanya kuat atau goyang
Allah menimpakan bala’ untuk memberi ganjaran
Bagi mukmin yang bisa lulus dari ujian
Maka bertaqarrublah selalu kepada Allah
Mohon kekuatan, mohon hidayah, mohon ampunan
Mengapa manusia diuji
Karena akan ditingkatkan derajatnya lebih tinggi
Mengapa manusia diberi tantangan yang berat?
Karena cinta Allah kepada mukmin yang taat
Mengapa manusia banyak yang gagal ujian?
Karena menuruti hawa nafsu dan godaan setan
Jika orang ingin lulus ujian
Ikutilah sunnah rasul dan tuntunan Al-Qur’an
Penuhilah dada dan qalbu dengan iman
Tegakkanlah hidup dengan ajaran islam
Hiasilah budi dan perilaku dengan ihsan.

”Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan bagi manusia, 
agar kami menguji mereka siapakah diantara mereka yang terbaik perbuatannya.” (Al-Kahfi, 18 : 7 )
Perjanjian dengan Allah
 Manusia hidup dalam perjanjian dengan Allah,
    Berjanji sungguh-sungguh menuhankan Allah,
    Berjanji untuk patuh mengabdi kepada Allah,
    Berjanji untuk teguh menegakkan agama Allah.
    ketika jiwa masih berada di alam arwah,
    ketika dirinya masih berbentuk wujud ruh,
    Allah berfirman: ”Alastu bi rabbikum?”
    ( Adakah Aku ini tuhanmu?atau:
    Apabila anda kulahirkan ke dunia apakah akan tetap bertuhan kepadaku?)
    Para ruh menjawab khidmat: ”Bala, syahidna.” (Pasti ya Allah, kami bersaksi)

* Tetapi setelah ruh ditiupkan ke tubuh janin, 
    Lahir kedunia sebagai ahsani taqwim,
    Menjadi sebaik-baik ciptaan di dunia,
    kebanyakan manusia lupa akan janjinya,
    lupa janjinya menuhankan Allah yang Esa,
    lupa kesaksian, ikrar dan sumpah setianya,
    lupa tugas mentaati perintah Ta’ala.
    Sehingga jatuh menjadi asfala safilin,
    Menjadi serendah –rendah kejadian,
    Menjadi seburuk-buruk ciptaan.

*  Perjanjian tersebut terdapat dalam sayyidul istighfar, 
    Doa mohon ampun yang paling akbar
    ”Alahumma anta robbi
    La ilaha illa anta, kholaqtani
    Wa ana ’abduka, wa ana ’ala’ahdika
    Wa wa’dika mastatho’tu....”
    Ya Allah, padukalah Tuhanku,
    Tidak ada sesembahan selainMu
    Yang telah menciptakan diriku.
    Dan aku adalah hambaMu
    Aku dalam perjanjian denganMu,
    Dan aku akan menepati janji sekuat tenagaku.

*  Kawan, apakah anda akan menepati perjanjian mu dengan Allah? 
   Jika ”ya ” seberapa jauh anda sudah melaksanakan kewajiban anda?
Khalifah Allah di Bumi.
Firman Allah kepada para malaikat:
"inni ja'ilun ardhi khalifah"
Sungguh Aku hendak jadikan di bumi khalifah,
Wakilku di bumi pemikul amanah.

Para malaikat menyanggah: 
"ataj'alu fiha man yufsidu fiha
wa yasfikud dima-a"
adakah Tuan hendak menciptakan makhluk
yang mambuat kerusakan di bumi
dan saling menumpah kan darah?

Firman Allah: 
"inni a'lamu ma la ta'lamun"
Sungguh Aku Maha Tahu apa yang kamu tak tahu.

Manusia dijadikan khafilah Allah di bumi, 
memikul amanah sebagai makhluk tertinggi.
Manusia tidak diperintah kecuali mengabdi,
kepada Allah tegakkan agama sepenuh hati.
Manusia bertugas memakmurkan kehidupan dunia,
mensejahterakan hidup nyaman aman sentausa,
saling kenal-mengenal antar suku bangsa,
saling tolong-menolong hidup bersama.

Namun, ramalan malaikat ternyata terbukti: 
Permusuhan dan pertumpahan darah
Tak pernah henti.
Sungguh, Allah Maha mengetahui yang telah,
Sedang, dan yang akan terjadi.

Umat islam memikul tugas yang berat, 
Menjadi ummatan wasathan, penegak keadilan,
Syuhada' 'alan-nas, saksi kehidupan insan,
Rahmatan lil'alamin, Rahmat seluruh alam.
Tetapi dalam kenyataan umat Islam sekarang
Justru menjadi umat yang terkalahkan

"kullukum ro'in, wa kullu ro'in 
mas-'ulun 'an ro'iyatih" sabda rasul.
Anda semua penggembala
Dan setiap penggembala pasti diminta
Pertanggungjawaban atas gembalaanya.
Menjadi Ahli Taubat
Sebagian gejala orang yang ma'rifat
Ia suka bertaubat dengan taubatan nasuha,
Yakni taubat yang sebenar-benar taubat.
Dengan sadar amat sangat menyesalinya,
Dengan tekad tidak akan mengulanginya.
Baik dosa besar maupun dosa kecil,
Baik sengaja maupun tidak sengaja,
Baik sadar maupun tidak sadar
Baik dosa yang nyata maupun yang samar-samar.
Semua disesalinya dengan hati sedih.
Takut azab Allah yang sangat pedih.
Allah Maha Dekat, Maha Penerima Taubat.
Barangsiapa bertaubat dengan taubatan nasuha,
Allah menyambutnya dengan tangan terbuka.
Serasa onta hilang dapat ditemukan kembali.
Serasa tali putus dapat disambung lagi.
Barangsiapa mendekat kepada Allah sejengkal,
Niscaya Allah mendekat kepadanya sehasta.
Barangsiapa mendekat kepada Allah sehasta,
Niscaya Allah mendekat kepadanya sedepa.
Barangsiapa mendekat dengan berjalan kaki,
Allah menyambutnya dengan berlari.
Kawan,
Meski kesalahan sebesar gunung,
Meski dosa numpuk melambung,
Namun asal orang mau bertaubat
Dengan taubat sebenar-benar taubat,
Allah niscaya mengampuni dengan rela,
Dengan keagungan dan Maha KasihNya.
Allah membuka lebar pintu taubat
Seluas lautan dari timur sampai ke barat.
Akan tetapi apabila nyawa sudah sekarat
Dan matahari sudah terbit dari barat
Ia belum juga datang untuk bertaubat,
Pintu taubat sudah di tutup rapat-rapat.
Rasulullah saw bersabda :
"Sesungguhnya Allah lebih suka menerima taubat seorang hambaNya melebihidari kesenangan seseorang yang menemukan kembali dengan tiba-tiba unta yangtelah hilang di tengah gurun."
(Bukhari & Muslim)
"Hai anak cucu Adam! Jika kamu datang kepadaKu dengan memikul dosa sepenuhbumi, lalu menghadapKu dengan tidak mempersekutukan Aku dengan yang lain, makaAku akan menyongsongmu dengan pengampunan sepenuh bumi!"
(HR.Tirmidzi)
MENJADI AHLI SHODAQOH
 * Sebagian gejala orang yang ma’rifat
Hidupnya lurus penuh manfaat,
Kalbunya mulus penuh manfaat.
Penuh harga diri tetapi tidak sombong,
Penuh percaya diri suka jadi penolong.
Suka memberi pinjaman kepada Ilahi,
Pinjaman harta dan segala yang dicintai.
”Man dzalladzi yuqridhulloha qordhon khasanan
Fa yudho’ifahu lahu adh’afan katsirotan”
Barang siapa mau memberi pinjaman
Kepada Allah berupa pinjaman yang baik, maka Allah
Akan melipatgandakan pembayaran kepadanya
Berlipat ganda yang banyak.

* Itulah ahli shodaqoh.
Ia hidup untuk memberi, bukan meminta.
Tangan berada di atas, bukan di bawah.
Siap menolong sesama yang dalam derita.
Shodaqoh bukan hanya berupa harta :
Shodaqoh pikir, nasehat atau tenaga,
Sudah sarat pahala.

* Sebagian gejala orang ma’rifat
Menyadari bahwa Allah berada ditangisnya bayi yang kehausan
Keluhnya si miskin yang kelaparan,
Susahnya si yatim kehilangan perlindungan,
Rintihnya si sakit yang menahan sakit,
Sedihnya si perantau yang kehabisan bekal,
Putus asanya keluarga yang serba kekurangan,
Desahnya tetangga yang menghajatkan pertolongan,
Susahnya si teraniaya dari kezhaliman

Wahai kawan,
Maukah anda menjemput Allah disana?
Di tengah – tengah orang yang hancur hatinya?.

Sabda Rosulullah saw mengenai sedekah :
“Setiap yang baik adalah sedekah. Apa yang diberikan
Seseorang kepada keluarganya, dituliskan untuknya
Sebagai sedekah. Menjumpai seseorang dengan wajah
Berseri adalah sedekah.
Berbuat adil antara dua orang adalah sedekah.
Menolong seseorang menaikkan barang ke atas kendaraan adalah sedekah
Setiap langkah yang dilangkahkan untuk pergi sholat
Adalah sedekah.
Menyingkirkan duri di tengah jalan adalah sedekah.”
(Al-Hadits
MENJADI AHLI MUKHASABAH
Kata sahabat Umar bin Khottob r.a
“Khasibu qobla ‘an tukhasabu”
Khisablah dirimu sebelum anda dikhisab
(oleh Allah Al-Khasib di hari pengadilan).
Timbanglah dirimu sebelum anda ditimbang
(oleh Allah Al-’Adlu kelak di hari mizan)
Evaluasilah dirimu dengan jujur,
Mana lebih banyak:
Taatnya ataukah maksiatnya,,
Taqwanya ataukah ingkarnya,,
Budi luhurnya ataukah kenistaannya,,
Amal baiknya ataukah keburukan,,
Kejujurannya ataukah dustanya,,
Kedermawanannya ataukah kikirnya,,
Pahalanya ataukah dosanya,,
Tawadhu’nya ataukah sombongnya,,
Qonaahnya ataukah tamaknya,,
Zuhudnya ataukah cinta dunia,,
Cenderung ke syurga ataukah ke neraka,,

• Itulah ahli mukhasabah
Ia selalu mengamati baik-buruk amalnya,,
Selalu menghitung plus-minus perilakunya,,
Ia peka menghindari perbuatan keji dan dosa,,
Ia malu kepada Allah bila melanggar larangan agama,,
Ingat, mengkhisab diri sendiri tidaklah mudah,,
Karena ego biasanya berat sebelah,,
Menganggap dirinya serba sempurna,,
Serba baik, serba bagus, tiada cacatnya,,
Maka mengkhisab diri haruslah jujur,,
Hasil mawas diri, hasil tafakur,,
Mukhasabah sungguh sangat bermanfaat,,
Menyiapkan nasib kelak di akhirat,,
Harus dilakukan terus-menerus,,
Tidak boleh lalai, tidak boleh terputus,,

• Tanda-tanda Ahli mukhasabah antara lain:
Segera sadar bila melakukan kekhilafan,,
Segera bertaubat bila melakukan kesalahan,,
Lebih mengenal cacat-cela diri sendiri,,
Daripada cacat cela orang lain,,
Berani menegur dan menghukum diri sendiri,,
Bila merugikan orang lain.

”Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok.”
(Q.S Al-Hasyr: 18)
Menjadi Ahli Muraqabah
Sebagian gejala orang yang ma’rifat
ia mengenali diri sendiri dengan teliti,
mampu mawas diri berintropeksi,
mampu membedakan bisikan gerak kalbunya:
yang mana hidayah Allah,
yang mana bisikan malaikat,
yang mana bisikan sirr hati nurani,
yang mana dorongan hawa nafsu,
yang mana bisikan was-was,
yang mana bisikan setan.
Ia bisa memilahkannya dengan gamblang..
Yang positif diambil, yang negatif dibuang.

• Ia mampu membedakan bisikan gerak nafsunya:
Yang mana nafsu mutmainnah,
Yang mana nafsu mulhimah,
Yang mana nafsu lawwamah,
Yang mana nafsu amarah,
Yang mana nafsu ananiyah,
Yang mana nafsu syahwat.
Ia bisa memilahkannya dengan gamblang.
Yang positif diambil, yang negatif dibuang.

• Itulah ahli muraqabah.
Mampu memantau diri sendiri dengan cermat.
Memahami gerak kalbunya dengan akurat.
Mampu mengontrol diri setiap gerak kalbu.
Mengendalikan diri dari gejolak hawa nafsu.
Sangat berhati-hati dengan niatnya.
Betul-betul ikhlas karena Allah Ta’ala.
Bila lurus ia pacu ia dukung.
Bila menyimpang ia tahan ia bendung.

• Bagi ahli ma’rifat mengenal gerak kalbunya
Dengan baik lebih utama daripada mengenal
Dunia seisinya.
Mengenal gerak nafsunya dengan baik dan
Mampu mengendalikannya, lebih utama
Daripada memiliki dunia seisinya.

• Dialah raja yang sebenar-benarnya raja.
Dialah penguasa di atas raja-raja.
Yang dapat mengendalikan nafsunya sendiri.
Yang dapat menguasai dirinya pribadi.
" Makhabbah "
Sebagian gejala orang yang ma'rifat
ia mendahulukan Allah dari yang lain,
ia mengutamakan Allah dari yang lain.
Ia rela berpisah dengan yang lain
asal tidak berpisah dengan Allah.
Ia rela ditinggalkan oleh yang lain
asal tidak ditinggalkan oleh Allah.
Allah prioritas pertama dan utama.
Ia kalahkan semua, demi Sang Pencipta.

* Sebagian gejala orang ma'rifat
hidupnya menjadi 'arif, 'arif billah,
hatinya menjadi ma'ruf, ma'ruf lillah,
di relung kalbunya yang ada hanya Allah,
di lubuk hatinya yang didamba hanya Allah
Ia mengejar dunia bukan untuk dunia,
mengejar akhirat bukan untuk akhirat.
Yang benar - benar dikejar hanya satu :
cinta dan ridho Allah.

Itulah ahli makhabbah :
Orang yang mencintai Allah sepenuh hati,
Kalbunya bersama Allah kemanapun pergi.
Cintanya sudah merasuk ke lubuk sanubari,
Ibarat pohon akarnya menembus bumi.

* Terdapat tujuh tingkatan cinta :
Tertinggi, cinta kepada Allah swt,
Kedua, cinta kepada Nabi Muhammad saw,
Ketiga, cinta kepada orang tua,
Keempat, cinta kepada istri/suami,
Kelima, cinta kepada anak dan keluarga,
Keenam, cinta kepada sesama muslim,
Ketujuh, cinta kepada sesama manusia dan sesama makhluk.

Dimana letak cinta kepada diri sendiri ?
Secara fitrah orang pasti mencintai diri pribadi,
Tetapi bagi para arif billah, semua perilaku
Didasarkan atas cintanya kepada Allah,
Atas pengabdiannya kepada Allah,
Atas ketaatannya kepada ajaran Allah,
Atas dambaannya mencari ridho Allah.
Sehingga, cinta diri lebur ke dalam cinta Allah.

* Kemana anda mencari cinta Allah?
Carilah di hatimu yang penuh rindu
Rindu Robbi setiap saat ingin bertemu.
Dzikir...
*Sebagian gejala orang yang ma’rifat
Ia selalu berdzikir kepaa Allah.
Selalu terngiang ingat kepada Allah.
Dzikirnya da-imun lestari tanpa diseling
Di waktu berdiri, duduk, maupun berbaring.
Baik diwaktu sunyi maupun ramai.
Baik diwaktu sibuk maupun santai.
Baik diwaktu senang maupun susah
Ingat Allah meskipun diwaktu marah.

*Sebagian gejala orang yang ma’rifat
Dihadapan Allah hatinya selalu hadir.
Berserah diri baik batin maupun zhahir.
Cinta Allah dari awal sampai akhir,
Cinta sesama tak pandang kaya atau fakir
Kotoran kalbu dibersihkan dengan dzikir.
Ucapan lisan dihiasi dengan pikir,
Berbekal diri untuk menyongsong hari akhir,
Tekun ibadah selalu taqwa kepada Al-Mushawwir.
Itulah ahli dzikir:
Hatinya selalu fokus kepada Al-Qadir
Ingat Allah dikalbu maupun di bibir.
Ingat akan ”mati” menghadap Al-Muakhir,
Ingat hari kiamat yang kelak pasti hadir.

*Dzikir jalan terdekat menuju Allah,
Kawan,ada empat tingkatan dzikir:
1 Dzikir lalai, hanya terbatas ucapan bibir.
2 Dzikir sadar, namun godaan hati tetap mengalir,
3 Dzikir khusyu’ hati sudah sepenuhnya hadir.
4 Dzikir ghaibah, dapat melupakan segalanya, selain Allah Al-Muqtadir.

Kawan, macam Dzikir yang manakah yang selama ini anda lakukan?*

”Hai Orang yang beriman,berdzikirlah ( dengan menyabut nama Allah )dzikir sebanyak-banyaknya....
( Qs,Al-Ahzab 33: 41 )

Allah SWT berfirman pada hari Qiamat:
”keluarkanlah dari neraka orang yang pernah ingat pada suatu saat kepada-Ku.
Atau orang yang pernah merasa takut kepada-Ku, dalam kedudukan apa pun.”
( H.R.Turmudzi yang bersumber dari Anas ra )
Takhasus
• Sebagian gejala orang yang ma’rifat
Ia mengkhususkan diri mengabdi kepada Allah,
Mengkhususkan jiwanya mencari ridha Allah,
Mengkhususkan hidupnya tegakkan agama Allah.
Ia selalu bersama Allah dimanapun ia berada.
Ia selalu ingat Allah apapun yang ia pikirkan.
Ia selalu karena Allah apapun yang ia niatkan.
Ia selalu atas nama Allah dalam melakukan
Kebajikan.
Ia selalu membela agama Allah dalam setiap 
Kesempatan.

• Ia yakin segala kebajikan bersumber dari Allah
Dan segala kejadian bermuara kepada Allah.
Tujuan hidupnya untuk sampai di hadapan Allah.
Harapan hatinya untuk diterima mengabdi Allah.
Bila bekerja, kerjanya bermuatan ibadah.
Bila berlibur, liburnya diisi ibadah.
Ia yakin, setiap kegiatan bernilai ibadah
Asal bismillah diniatkan mengabdi Allah.

• Itulah ahli takhasus.
Hidupnya khusus untuk berbakti kepada Allah,
Untuk taqarrub, mendekatkan diri kepada Allah.
Hidupnya dari Allah, oleh Allah, untuk Allah.
”Wa ma umiru illa liya’budulloha mukhlishina
Lahud-dina hunafa-a wa yuqimus-sholata wa
Yu’tuz-zakata wa dzalika dinul-qoyyimah”*
Dan (manusia) tidak diperintah kecuali
Supaya menyembah Allah dengan ikhlas,
Menegakkan agama, mendirikan shalat,
Menunaikan zakat.
Dan itulah agama yang teguh.

• Pertanyaan:
Seberapa jauh anda mengkhususkan diri
Mengabdi kepada Allah?
Seberapa jauh anda mengkususkan diri
Menegakkan agama Allah?

Perhatikan sabda Nabi saw:
”Barangsiapa yang mengucapkan: La Illaha
Illallah dengan ikhlas dari hatinya, niscaya ia
Masuk surga.”
" Musyahadah "
Musyahadah berpangkal dari kata “syahidna”
Pada surah Al-A’raf seratus tujuh puluh dua.
Kala ruh insan berbai’at di alam arwah
Allah bertanya: ”Alastu bi robbikum?”
Adakah Aku (Allah) Tuhanmu?
Ruh insan menjawab: ”Bala syahidna.”
Pasti ya Allah, kami bersaksi.
Maka didunia manusia dituntut
Untuk bersyahadat dengan patut
Menuhankan Allah, bertasyahud
Bahwa Allahlah dzat yang wajibul wujud.

• Musyahadah bukan sekedar mengucapkan syahadat,
Melainkan, kesaksian hati di hadapan Allah Al-Ahad.
Lisannya musyahadah dengan membaca syahadatain.
Nuraninya musyahadah dengan iman yang yakin.
Kalbunya musyahadah dengan taqarrub bil batin.
Raganya musyahadah dengan amalan shalihin.

Shalat berdasar musyahadah maka shalatnya khusu’.
Sedekah berdasar musyahadah maka sedekahnya
Ikhlas.
Beramal berdasar musyahadah maka amalnya tulus.
Hidup berdasar musyahadah maka hidupnya lurus.

I a d a p a t
Merasakan kehadiran Allah pada setiap ibadahnya.
Merasakan kehadiran Allah dalam seluruh hidupnya.
Bahwa Allah selalu memantau mengawasinya.
Bahwa Allah selalu hadir menyertainya.
Bahwa Allah selalu dekat di dalam hatinya.

• Musyahadah hasil kontemplasi,
Hasil perenungan yang penuh konsentrasi
Musyahadah tatap batin yang tanpa ragu,
Kesaksian batin kepada Allah Yang Maha Satu.
Hanya kepadaNya kita mengabdi, kita berbakti.
Hanya kepadaNya kita bertuhan, sepenuh hati.

• Musyahadah pangkal segala ’aqidah.
Musyahadah pangkal segala ibadah.
Beribadah tanpa musyahadah ibarat
Menulis kata-kata indah di udara, atau
Melukis panorama indah di lautan
Meskipun indah tetapi tiada bekasnya,
Meskipun elok tetapi hanya fatamorgana.
Ibadah Puncak Cinta
• Sebagian gejala orang yang ma’rifat
Beranggapan ibadah adalah puncak cinta
Dan cinta adalah puncak ma’rifat
Dan ma’rifat puncak agama.
Agama tanpa ma’rifat, buta.
Ma’rifat tanpa ibadah, dusta.
Ibadah tanpa cinta, nista.
Orang ‘arif billah ibadahnya didasarkan atas cinta,
Bukan rasa takut, bukan segan, bukan terpaksa.

• Itu merupakan sikap batin,
Sikap batin berdasarkan ’ilmul yaqin,
Menuju ke arah ’ainul yaqin,
Menanjak ke arah nurul yaqin,
Sempurna menjadi haqqul yaqin.

• Ibadah adalah puncak cinta:
Cinta seorang hamba kepada Robbnya
Serta cinta Robb kepada hambaNya
Bertemu dalam ibadah seorang hamba.
Dua kekasih yang berbeda kedudukannya:
Yang satu hamba, yang satu Pencipta.
Dua cinta bertemu menjadi satu
Berpadu dalam syahdu, dalam haru.

K a w a n,
Percayalah, ibadahmu tidak akan sia-sia
Asalkan bersih ikhlas lillahi Ta’ala.
Allah Asy-Syakur, Maha Mensyukuri ibadah anda.
Allah Ar-Rauf, Maha Mengasihi hamba yang setia.
Allah Al-Wadud, Maha Mencintai hamba yang taqwa.

• Ibadah itu pengabdian.
Ibadah itu ketaqwaan.
Semua perilaku menjadi ibadah apabila
Didasarkan atas pengabdian dan ketaqwaan.
Diawali dengan ”Basmallah”,
Diakhiri dengan ”Hamdallah”.

Doa cinta Nabi Daud as.:
”Ya Allah sesungguhnya aku memohon agar dapat mencintaiMu, mencintai orang yang mencintaiMu, dan beramal dengan amal yang dapat menyampaikanku untuk cinta padaMu.
Ya Allah jadikanlah kecintaanku kepadaMu melebihi kecintaanku pada diriku, kepada ahliku (istri dan anak) dan kepada air yang dingin (disaat panas terik di padang pasir).”
Syarat beribadah Dan ibadah nafilah
Sebagian gejala orang yang ma’rifat
Ia tahu benar syarat-syarat beribadah.
Beribadah harus ditujukan hanya kepada Allah.
Langsung kepada Allah tanpa perantara
Niatnya lurus bersih ikhlas lillahi Ta’ala
Cara beribadah mengikuti syariat Nabi,
Penuh tawadhu’ jauh dari berbangga diri.
Beristiqomah, ajeg, tidak kenal bosan.
Taqarrub mendekatkan diri pada Tuhan.
Tawajjuh penuh berkonsentrasi diri.
Hanya kepada Allah beribadah dan mengabdi.
Beribadah harus berdasarkan kesadaran,
Tanpa paksaan, tanpa kekerasan
Bila beribadah karena hati terpaksa,
Pahalanya hilang, ibadahnya sia-sia.
Itulah ibadahnya kaum arifin billah
Yang beribadah betul-betul karena Allah
Itulah ibadahnya kaum mukhlishin
Yang betul-betul ikhlas lahir dan batin.

*sebagian gejala orang yang ma’rifat:
Suka laksanakan yang diwajibkan Allah.
Juga ibadah sunat, yakni ibadah nafilah,
Ibadah tambahan disamping yang maghdhah.
Sehingga apabila ia telah di cintai Allah,
Maka Allahlah sebagai pendengaran bagi
Pendengaranya,
Sebagai pengihatan bagi penglihatanya,
Sehingga semua amalnya menjadi lurus.
Akhlak dan perilakunya menjadi bagus.
Bila mohon kepada Allah, dikabulkanya.
Bila mohon perlindungan Allah, dilindunginya.*

*ibadah nafilah ibadah tambahan , 
Tetapi sangat disukai Allah Ar-Rahman.
Sebagai bukti bahwa insan dekat dengan Tuhan,
Selalu mengabdi Allah setiap berkesempatan.

*bertulus-ikhlaslah dalam melaksanakan 
Agamamu, niscaya amal mu yang sedikit itu
Cukup untukmu.”
Wudhu Zhahir Wudhu Bathin
• Sebagian gejala orang yang ma’rifat
Bila wudhu yang disucikan bukan hanya
Jasmani, tetapi juga ruhaninya
Bukan hanya telapak tangan, tetapi juga niatnya.
Bukan hanya mulut, tetapi juga ucapan lisannya.
Bukan hanya paras muka, tetapi juga hati nurani.
Bukan hanya tangan, tetapi juga budi pekerti.
Bukan hanya kepala, tetapi juga gejolak pikir
Bukan hanya telinga, tetapi juga kehangatan dzikir.
Bukan hanya kaki, tetapi juga kebagusan perilaku.
Bukan hanya jari, tetapi juga kebersihan kalbu.
Tiap ibadah dicari makna batinnya,
Makna hakiki agar ibadah agung artinya.
Di samping syariat pasti ada thariqatnya.
Di samping thariqat pasti ada hakikatnya.
Terpadunya iman, syariat, thariqat dan hakikat
Membentuk keutuhan dan kesempurnaan
Ma’rifat.
• Dengan wudhu dicapai dua kebersihan:
Kebersihan badan diperoleh dengan air,
Kebersihan hati diperoleh dari taubat.
Dalam beribadah disediakan dua perhiasan:
Perhiasan badan diwujudkan dengan pakaian,
Perhiasan hati diwujudkan dengan taqwa.
Keduanya harus seiring dan sejalan.
Ibarat dua sisi mata uang:
Keduanya harus ada, tak boleh hilang
Wudhu zhahir wudhu batin
Keduanya erat terjalin.
Bila dilaksanakan dengan seksama,
Wudhunya pasti sempurna.
• Sabda Nabi SAW: ”Atthuru syathrul iman”*
Kebersihan (termasuk wudhu) separuh dari iman
Jadi ternyata ada keterkaitan erat antara:
Bersih (zhahir) dan iman (batin)
Zhahir dan batin ibarat kulit dan isi
Keduanya harus utuh, tak boleh terbagi
• Jika anda ingin mendekat kepada Allah
Dalam jarak yang sedekat-dekatnya,
Basuhlah hawa nafsu anda sampai licin
Sebagaimana anda berwudhu dengan sempurna
Zhahir dan batin.
Fardhu Zhahir, Fardhu batin (2)
Firman Allah dalam Al-Qur’an:
”Innas sholata tanha ’anil ahsya-i wa munkar.”
Sungguh sholat itu mencegah sifat keji dan munkar
Jadi, shalat bukan hanya fardhu zhahir
Melainkan membentuk pula sifat-sifat batin
Dengan shalat sifat keji dan munkar tersingkir
Itu bila shalatnya dilakukan penuh disiplin
Fardhu batin mendasari fardhu zhahir
Fardhu zhahir realisasi fardhu batin
Keduanya saling melengkapi atu sama lain
Ibarat siang dan malam erat terjalin
Bila hanya sepihak niscaya pincang
Pelaksanaan fardhu akhirnya timpang
Iman tanpa islam akhirnya tercabik
Islam tanpa iman, menjadi munafik
Iman dan islam tanpa ihsan, menjadi fasik
Rasulullah saw bersabda:
”Seorang selesai mengerjakan shalat,tetapi yang diterima dari shalatnya,
Sepersepuluhnya,sepersembilannya,seperdelapannya,sepertujuhnya,
Seperemamnya,seperlimanya,sepertiganya dan seperduanya.”
Ketika ditanya oleh para sahabat, kenapa bebgitu ya Rasulullah?, 
Beliau menjawab: ”Shalat yang diterima hanya yang dimengerti oleh pelakunya”
Tazkiyatun Nafsi
*Sebagian gejala orang yang ma’rifat
Selalu berupaya mengadakan tazkiyatun nafsi,
Penyucian hati agar kalbu putih berseri.
Yakni membersihkan semua kotoran nafsu
Sekaligus menggantinya dengan kesucian kalbu
Agar kalbu putih seputih gumpalan salju,
Hatinya bersih dari pengaruh hawa nafsu.
Jauh dari dendam, iri maupun dengki,
Berjiwa pemaaf, sabar dan rendah hati.
Jauh dari sombong, congkak dan takabur,
Kerak kotoran kalbu semua dilumat dilebur.

*tazkiyatun nafsi ibarat dokter rumah sakit.
Tugasnya menyembuhkan luka dan penyakit.
Kekafiran adalah penyakit, obatnya iman.
Kemusyrikan adalah penyakit, obatnya tauhid.
Kemunafikan adala penyakit obatnya siddiq.
Kefasikan adalah penyakit obatnya amal saleh.
Kebodohan adalah penyakit, obatnya ilmu.
Kesesatan adalah penyakit, obatnya hidayah
Takabur adalah penyakit, obatnya tawadhu’.
Ketamakan adalah penyakit, obatnya qona’ah.
Kekikiran adalah penyakit, obatnya bersedekah.
Dengki adalah penyakit, obatnya kasih sayang.
Pendendam adalah penyakit, obatnya pemaaf.
Lengah/alpa adalah penyakit, obatnya dzikir.
Malas ibadah adalah penyakit, obatnya taqwa.
Jauh dari Allah adalah penyakit, obatnya taqarrub.
Kegelisahan adalah penyakit, obatnya tawakal.
Kezhaliman adalah penyakit obatnya bersikap adil.
Perbuatan dosa adalah penyakit, obatnya istighfar.
Kemaksiatan adalah penyakit, obatnya taubatan nasuha.

*Itulah tazkiyatun nafsi,
Penyucian hati dari kotoran hawa nafsu
Sekaligus menggantinya dengan kesucian kalbu.
Buahnya adalah akhlaqul karimah,
Akhlak mulia penuh rahmah penuh mawaddah.
tazkiyatun nafsi berlangsung sepanjang hayat,
Sepanjang hawa nafsu masih kuat melekat.
Ia menuju untuk menjadi insan kamil,
Manusia purna pengabdi Allah Al-jalil.
Mengikuti Jejak Rasul..
Ittiba’Rasul
*sebagian gejala orang yang ma’rifat
Ia berpegang teguh Al-Qur’an dan Sunah Rasul.
Keduanya ibarat tali kuat yang terbuhul.
Bila berperkara ia berhukum kepada keduanya.
Bila berslisih ia kembali kepada keduanya.
Melaksanakan segala yang diajarkanya,
Meninggalkan segala yang dicegahnya.
Menghalalkan apa yang dihalalkan,
Mengharamkan apa yang di haramkan.
Ia mengikuti jejak Rasul dengan cermat,
Dari”alif” sampai ”ya” penuh khidmat.

*ia mencitai Allah dan RasulNya ,
Melebihi cintanya kepada yang lain.
Ia taati perintah Allah dan RasulNya
Melebihi ketaatanya kepada yang lain.
Membaca shalawat seusai mendengar adzan
Mengharapkan syafa’at Rasul kelak di hari mizan.
Ia berterima kasih kepada mumhammad
Nabi pungkasan
Yang telah menuntunnya menjadi umat pilihan.

*firman Allah dalam Al-Qur’an:
”man yuthi’il-rasula faqad atho’allaha ....”
Barangsiapa mentaati Rasul, sungguh ia telah mentaati
Allah ....

”innal ladzina yubayi’unaka innama
Yubayi’unnallah ....”
Barangsiapa berjanji setia kepadamu (Muhammad),
Sungguh ia telah berjanji setia kepada Allah.

*ittiba’Rasul, mengikuti jejak Nabi.
Mengikuti Sunnah Rasul dengan tertib dan teliti.
Barangsiapa istiqomah bepegang ajaran agama,
Insya Allah akan selamat dunia akhiratnya.


”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah 
Itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
Orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (ke-
datangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut allah.”

(al-ahzab 33: 21) 

”...ikutlah dia (Rasulullah) supaya kamu mendapat petunjuk”
(al-A’raaf 7: 158)
Keutamaan Doa
• Sebagian gejala orang yang ma’rifat
Ia menyadari manfaat dan keutamaan doa.
Dengan berdoa merasa bahwa ia memiliki Allah
Yang berkuasa mengabulkan doa dan permohonan.
Dengan berdoa mengakui bahwa ia makhluk 
Yang lemah
Hanya kepada Allah ia berlindung dan pasrah.
Dengan berdoa meyakini Allah Maha Mendengar,
Tempat ia memohon, tempat ia bersandar
Dengan berdoa ia merasa semakin dikasihi Allah.
Antara dirinya dengan Allah tak ada lagi
Dinding pemisah.

• ”Ad-du’au mukhul ibadah”:*
Doa itu inti ibadah.
Orang yang mau berdoa dekat dengan Allah.
Yang tidak mau berdoa justru dimurkai Allah
Karena bersikap sombong, bersikap takabur
Seolah menolak kasih Allah Yang Maha Luhur.
Bila doanya belum terwujud, tidak berarti doanya
Tidak dikabulkan Allah.
Mungkin tertunda waktunya, atau diganti dengan 
Yang lebih berfaedah.

• Kasih Allah pasti datang pada suatu saat.
Hanya insan sering tidak sabar menanti.
Terkabulnya doa mungkin kelak di akhirat
Yang baginya lebih bermanfaat, lebih berarti.

• Berdoalah dengan mematuhi perintahNya.
Sertailah doa dengan ikhtiar sekuat tenaga.
Doa dan ikhtiar ibarat benih dan pupuknya.
Doa itu benih dan ikhtiar itu pupuknya.
Perlu diingat, berdoa itu ada konsekuensinya.
Mohon surga, harus taat melakukan syariat.
Terhindar neraka, harus tak melakukan maksiat.
Mohon ilmu, harus rajin tekun belajar.
Mohon rizki, harus giat bekerja berikhtiar.
Doa tanpa ikhtiar ibarat orang memerintah
Bawahannya.
Ikhtiar tanpa doa ibarat orang yang tak tahu 
Asal-usulnya.


Allah SWT berfirman dalam Hadis Qudsi:

”Barangsiapa yang tidak berdoa kepadaKu, 
Niscaya Aku murka kepadanya.”
(HR. Abu Hurairah dengan sanad Hasan)

”Apabila Kami berikan nikmat kepada 
manusia, dia memalingkan diri dan beraku
sombong. Tetapi apabila bahaya datang 
menimpanya, dia berdoa panjang lebar.” (QS.Fusshilat 41:51)
Husnuzhan dan Suuzhzhan
• Sebagian gejala orang yang ma’rifat:
Ia selalu ber-husnuzhan kepada Allah,
Selalu berprasangka baik kepada Allah,
Tak pernah berputus-asa dari rahmat Allah,
Tak pernah putus harapan dari ampunan Allah.
Yakin bahwa doanya didengarkan oleh Allah,
Yakin bahwa doanya akan dikabulkan Allah.
Ia sadar semua yang baik dari Allah.
Semua yang buruk bersumber dari diri sendiri.
Ia sadar Allah melimpahkan banyak anugerah.
Namun hawa nafsunya merusak diri pribadi.

• Bila orang tertutup dari ma’rifat,
Sering ber-suuzhan kepada Allah,
Sering berprasangka buruk kepada Allah.
Mereka menganggap Allah begitu jauh,
Padahal Dia lebih dekat dari nadi lehernya.
Mereka mengangap Allah ”tidak peduli”,
Padahal Dia memantau manusia setiap hari
Mereka mengira Allah tak terjangkau insan,
Padahal Dia setiap waktu mengulurkan tangan,
Mereka menganggap Allah tidak adil.
Kalau tak adil, lalu siapa yang lebih adil dari Allah?

• Berprasangka baik kepada Allah, pertanda
Ia dekat dengan Allah.
Berprasangka buruk kepada Allah, pertanda
Ia jauh dari Allah.
Bagaimana pintu ma’rifat terbuka
Bila kalbunya sudah tertutup purbasangka?
Bagaimana Allah sudi mendekati
Bila si insan sudah mengunci diri?

• Kawan,
Pupuklah husnuzhzhan, baik sangka kepada Tuhan,
Niscaya imanmu menjadi teguh kuat bertahan.
Sirnakan suuzhzhan, buruk sangka kepada 
Al-manan,
Agar imanmu terhindar dari godaan setan.

”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
Kebanyakan dari prasangka,sesungguhnya
Sebagian prasangka itu adalah dosa dan
Janganlah kamu mencari kesalahan orang lain
Dan janganlah sebagian kamu menggunjing
Sebagian yang lain.”

(al-Hujurat, 49:12)
Kalbu yang Hidup, Kalbu yang Mati
 • Sebagian gejala orang yang ma’rifat
kalbunya hidup memancarkan nur Ilahi,
wajahnya bersih, sinar matanya sejuk berseri,
hatinya damai, suka bersilaturahmi,
selalu berdzikir, ingat kepada Allah,
selalu hadir, ingat kepada Allah,
banyak berdoa, memanggil asma Allah,
banyak beramal, lakukan perintah Allah.

Sebab-sebab hidupnya kalbu:
Iman teguh tawakal kepada Allah,
Taqarub mendekat kepada Allah,
Zuhud, terhadap dunia tidak serakah,
Dermawan, suka bersedekah,
Taqwa, taat beribadah,
Suka bergaul dengan pecinta Allah.

• S e b a l i k n y a,
Orang yang kalbunya mati hatinya terkunci,
Tertutup rapat dari cahay nur Ilahi.
Ia ingkar kepada Allah, jauh dari agama.
Ia kafir tak mengakui Tuhan Sang Pencipta.
Jika datang kebenaran ia menolaknya.
Hatinya keras, kasar, bagai batu laiknya.

Sebab-sebab matinya kalbu:
Iman kosong tak mengenal Allah,
Musyrik, mendua-tigakan Allah,
Takabur, akal menolak kebenaran,
Kufur terhadap rahmat Al-mannan
Fasik suka berbuat jahat,
Suka bergaul dengan ahli maksiat.

• Kalbu itu inti kehidupan ruhaniah,
Pengarah dan pengendali aktivitas batiniah.
Apabila baik kalbu,baiklah semuanya.
Apabila buruk kalbu, buruklah seluruhnya.
Namun, kalbu mudah goyah mudah berubah.
Ibarat ilalang terhembus angin berganti arah.
Kecuali bagi iman yang teguh istiqomah.

Doa teguhnya kalbu:
”Ya muqallibal qulub, tsabit qalbi ’ala dinik” :
Ya Allah yang membolak-balikan kalbu,
Tetapkanlah hatiku dalam agamaMu Amin.
Kalbu yang Sehat, Kalbu yang sakit
 *sebagian gejala orang yang ma’rifat
Ia beruntung memiliki qalbun salim,
Kalbu yang sehat, tenteram dan damai.
Ibarat pohon teduh tahan dilanda badai
Kalbunya bersih, lurus berakhlak bagus,
Amal shalehnya lestari tidak terputus.
Kalbunya sehat lahir dan batin.
Islamnya kuat imanya yakin.
Di masyarakat menjadi rahmatan lil’alamin.
Di sisi Allah menjadi kekasih robbul’alamin.
*sungguh merugi bila memiliki qalbun maridh,
Kalbu yang sakit, hati penuh sifat munafik.
Jika berkata dusta, jika berjanji menyalahi ,
Jika diberi amanah ia menghianati.
Didepan para mukminin mengaku beriman.
Di depan kafirin ia memperolok-olokkan islam.
Hatinya penuh takabur, iri dan dengki.
Tidak sama antara kata dengan isi hati.
Mudah tergiur hawa nafsu dan godaan setan.
Iman lemah rentan langgar larangan Tuhan.
*Qalbu yang sakit mencampuradukkan
Kebenaran dengan kemungkaran
Kebaikan dengan kejahatan
Keadilan dengan kedzaliman
Ia jadikan hawa nafsu sebagai hakim,
Dibiarkan merajalela berbuat dzalim.
Sehingga kerusakan moral menjadi-jadi,
Hilang lenyap bisikan hati nurani.

*kondisi kesehatan kalbu antara lain:
Tauhid itu sehat, musyrik itu sakit,
Yakin itu sehat, was-was itu sakit,
Siddiqq itu sehat, munafik itu sakit,
Amanah itu sehat, ingkar janji itu sakit,
Jujur itu sehat, pendusta itu sakit,
Cinta damai itu sehat, dengki itu sakit,
Tawadhu’ itu sehat, takabur itu sakit,
Bersyukur itu sehat, kufur itu sakit,
Taqwa itu sehat, alpa/lalai itu sakit.
*Kalbu yang sehat membawa jalan ke ma’rifat.
Kalbu yang sakit manutup pintu rapat-rapat.
Tanda-tanda Orang Beriman
• Barangsiapa gembira karena berbuat kebajikan
dan berduka karena berbuat keburukan 
itulah tandanya ia orang beriman.
S e b a l i k n y a,
Barangsiapa gembira karena berbuat kejahatan
Dan menyesal karena berbuat kebajikan
Itulah tanda orang fasik pembuat kerusakan.
Orang beriman menjadi kekasih Tuhan,
Orang fasik menjadi kekasih setan.
• Tanda-tanda orang yang sempurna imannya
- Apabila disebut asma Allah bergetar hatinya
- Apabila dibacakan ayat-ayat Allah bertambah imannya
- Bertawakal hanya kepada Allah
- Mendirikan shalat 
- Menafkahkan rizkinya di jalan Allah*
• Iman itu fondasi ma’rifatullah,
Menjadi akar ”pengenalan” kepada Allah.
Tanpa iman tak mungkin mengenal Allah.
Orang kafir pasti jauh dari Allah
• Jangan iman terselubungi munafik,
Atau iman tercampuri musyrik,
Atau iman terkotori fasik,
Atau iman tersembunyi takabur,
Atau iman ternodai kufur,
Iman yang murni tegar seperti besi:
Dibakar ditempa kotoran justru menepi
Iman menjadi bersih oleh kobaran api:
Api ujian, api cobaan, tanpa berhenti.
• Iman hendaknya disertai ilmu dan amal shaleh.
Ketiganya merupakan ”trilogi” tak terpisah,
Ketiganya saling berkait saling mendukung.
Hilang satu ma’rifatnya niscaya buntung.
Ilmu, amal shaleh tanpa iman, kosong.
Iman, amal shaleh tanpa ilmu, bolong.
Iman, ilmu tanpa amal shaleh, ompong.
Iman, Islam, Ihsan
*Sebagian gejala orang yang ma’rifat,
Kalbunya dihiasi cinta kepada iman,
Tekadnya teguh amalkan ajaran islam,
Hatinya bersih ditaburi permata ihsan,
Benci kepada kekafiran dan kemusyrikan,
Jauh dari kefasikan dan kemungkaran,
Terhindar dari kemaksiatan dan kezhaliman,
Hatinya ridha kepada ketentuan tuhan,
Sabar tawakal menghadapi ujian dan cobaan.
*sebagian gejala orang yang ma’rifat: 
Ia bisa merasakan kemanisan iman,
Ia bisa menghayati kesejukan islam,
Ia bisa mendalami kekhusyu’an ihsan,
Ia bisa menikmati kelezatan beribadah,
Ia bisa menyukai ke ikhlasan bersedekah,
Ia bisa meresapi kemuliaan taqwa,
Ia bisa mensyukuri kemakbulan do’a,
Ia bisa memelihara putihnya kalbu,
Ia bisa merelakan gugurnya hawa nafsu.
*orang yang kalbunya dipenuhi iman.
Jiwanya akan khusyu’, damai dan tentram.
Orang yang hidupnya sarat dengan islam.
Hatinya akan tawadhu’dekat dengan Ar-Rahman.
Orang yang jiwanya dihiasi ihsan. 
Ia akan dicintai Tuhan dan sesama insan.
*iman islam dan ihsan
Merupakan tiga serangkai.
Iman ibarat akarnya.
Islam batang tubuhnya.
Ihsan si bunga indahnya.
Peliharalah ketiganya dengan cermat.
Agar tercapai derajat tinggi dalam ma’rifat.
Tumbuhkan ketiganya dengan subur
Agar dapat meraih maqam yang luhur

*iman islam dan ihsan 
Ketiganya mutiara-mutiara agama.
Bila ketiganya dipelihara dengan baik,
Niscaya dicintai dan diridhai Allah Al-Khalik.
Bila ketiganya bersemayam dalam hati,
Ma’rifatullah akan subur bersemi.
Tetapi apabila ketiganya dibiarkan pergi,
Agamanya lenyap, di akhirat merugi.
Bashirah si Mata-Batin
• Jika indera mata menampak fenomena zhahir,
Bashirah mata ruhani menampak fenomena batin
Fenomena tersembunyi dibelakang yang hadir,
Yang tersamar berada dibelakang tabir.
Bashirah si mata-batin tajam bila diasah dilatih
Dengan Taqarrub kepada Yang Maha Pengasih,
Bashirah instrumen penting bagi ma’rifat,
Dapat mengungkap mana kulit mana hakikat
• Sama dengan mata-zhahir, mata-batin Beraneka ragam:
Mata-batin jernih, mudah menerima hidayah Allah,
Mata-batin tajam peka terhadap Isyarat-isyarat Allah,
Mata-batin tumpul, bagi awamYang ma’rifatnya rendah
Mata-batin buta, bagi kafirin yang mengingkari Allah
Mata-batin juling, bagi musrikinYang mendua-tigakan Allah,
Mata-batin sakit, bagi munafikin yang lancung antara Hati dan perbuatan,
Mata-batin buram, bagi fasikin
Yang mencampuradukkan kebenaran dan kebatilan.
Jika mata-batin tak sehat, berarti jiwanya terhijab.
Jika jiwanya terhijab, bagaimana Ma’rifatullah mendekat?
• Mata-zhahir sering menjadi tabir ma’rifat,
Menutup hati pencari pintu hakikat.
Mata-batin yang tajam dapat menembus tabir,
Menyingkap hakikat yang berada
Di belakang yang zhahir
• Kadang mukmin awam lebih ma’rifat daripada Cendikiawan
Karena mata-batinnya lebih peka menatap Allah
Kadang mukmin biasa lebih ma’rifat daripadaUlama
Karena mata-batinnya lebih mampu menyerap Kehendak Ta’ala
• Tutuplah rapat-rapat mata-zhahir anda
Bukalah lebar-lebar mata-ruhani anda,
Niscaya anda akan dapat bermusyahadah
Bersaksi sepenuh yakin ke hadirat Allah SWT
sumber
 

Copyright © Mata Siapa Design by O Pregador | Blogger Theme by Blogger Template de luxo | Powered by Blogger